Lihat ke Halaman Asli

Arie Riandry Ardiansyah

Mahasiswa Studi Agama Agama

Memoar Bibir Manismu

Diperbarui: 29 Januari 2025   09:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Perempuan dalam bayang (sumber :Amanat.id)

Bibir itu, dulu,  

adalah perahu yang membawaku melintasi badai.  

Lembut seperti janji yang kau bisikkan di malam gerimis,  

tajam seperti kata perpisahan yang kau lempar tanpa ampun.  

Aku masih ingat,  

gula yang larut dalam teh di sudut kafe,  

di mana kau tersenyum dengan aroma kayu manis.  

Aku pikir, cinta seharusnya bertahan lebih lama  

dari sekadar sisa busa di bibir cangkir.  

Tapi waktu tak pernah kompromi.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline