Lihat ke Halaman Asli

Arie Riandry Ardiansyah

Mahasiswa Studi Agama Agama

Malam Bunyi yang Sunyi

Diperbarui: 22 Juni 2024   07:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : Ilustrasi oleh Kompas.id

Di sepanjang malam yang tak purna. Aku merintih dalam ringkih nada, dari petikkan gitar tua yang adalah cara mengelak dari masa-masa bermanja. Yang semakin larut sembunyi dalam lapisan keriput.

Di musim-musim dingin bayangan hujan acapkali mengabarkan. Riaknya yang meringis hanyut di buangan selokan. Aku tak pernah lupa, cara bercermin di depan jendela bertempias tangis. Agar kekecewaan hilang, dan takut mengerucut sebab maut tak datang sebagai pengecut.

"Agar aku mati dalam deras hujan, maka biarkan bibirku mencecap sisa dinginmu. Kau akan melihatku tertidur berulang kali."

Sekali lagi, di sepanjang malam, dalam cinta yang membelukar--daun-daun mengakrabi ranting yang di selimuti hening. Aku memainkan nada genting serumpun pecahan hujan di semesta alam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline