Waktu, mengetuk perlahan-lahan pintu pagimu, seperti bocah yang mencari dekapan Ibu
Jemarinya molek dan halus seperti bayi
Kau tak perlu menduga langit berwarna apa pagi ini
Sang Waktu telah menyusuri lorong-lorong malam penuh labirin, tanpa tergesa-gesa, hingga tiba di pangkuanmu dan merengek minta dibuatkan kopi atau sekedar menjamunya dengan penuh semangat
Ia bekerja, memastikan tidurmu tetap dinaungi oleh Detik Sang Pemurah sehingga tubuhmu tetap memiliki cukup energi saat menjamunya pagi ini
Sekali lagi, kau tak perlu menduga warna fajar di luar
Jamulah Waktu yang sejak tadi menunggumu di sudut kamar, menunggumu bertamasya mengukir langit yang akan kau lalui hari ini
Bangun dan pergilah sebelum fajar meninggalkanmu berlalu
Sebab tamasya waktu tak butuh spasi untuk sekedar menunggu
Labuan Bajo, 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H