Lihat ke Halaman Asli

Arie Putra

Membaca, menulis, travelling, semuanya direnungkan

Tamasya Waktu

Diperbarui: 17 Mei 2019   05:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Waktu, mengetuk perlahan-lahan pintu pagimu, seperti bocah yang mencari dekapan Ibu

Jemarinya molek dan halus seperti bayi

Kau tak perlu menduga langit berwarna apa pagi ini

Sang Waktu telah menyusuri lorong-lorong malam penuh labirin, tanpa tergesa-gesa, hingga tiba di pangkuanmu dan merengek minta dibuatkan kopi atau sekedar menjamunya dengan penuh semangat

Ia bekerja, memastikan tidurmu tetap dinaungi oleh Detik Sang Pemurah sehingga tubuhmu tetap memiliki cukup energi saat menjamunya pagi ini

Sekali lagi, kau tak perlu menduga warna fajar di luar 

Jamulah Waktu yang sejak tadi menunggumu di sudut kamar, menunggumu bertamasya mengukir langit yang akan kau lalui hari ini

Bangun dan pergilah sebelum fajar meninggalkanmu berlalu

Sebab tamasya waktu tak butuh spasi untuk sekedar menunggu

Labuan Bajo, 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline