Semilir angin Pulau Flores berhenti tatkala sekelompok pelancong dari Perancis mengaso di Puncak Kelor
Bersama seorang Jepang, mereka mengoceh tentang angin dan kemungkinan Haruki Murakami mendeteksi hal-hal ajaib di dalam sebuah semilir angin
Bagaimana menurutmu? Celetuk gadis paling mungil di antara mereka. Kira-kira apa yang paling menghibur: politik atau filsafat? Aku hanya seorang pemandu wisata, jawabku. Perbincangan tentang politik dan filsafat membutuhkan berkilo-kilo energi, bukan? Aku balik bertanya.
Mereka mengambil beberapa foto. Perwakilan Jepang itu diapiti tubuh-tubuh tinggi orang-orang Perancis.
Berulang kali Murakami disebut. Sesekali Pramoedya Ananta Tour mengisi perbincangan mereka.
Hari-hari berlalu. Kelor tetap indah. Kenangan-kenangan dikirim penuh haru dari pulau-pulau yang jauh: tentang Kelor dan sebuah hari yang paling menenteramkan.
Rinca, 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H