Lihat ke Halaman Asli

Arie Putra

Membaca, menulis, travelling, semuanya direnungkan

Suatu Ketika di Puncak Kelor

Diperbarui: 16 Mei 2019   05:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semilir angin Pulau Flores berhenti tatkala sekelompok pelancong dari Perancis mengaso di Puncak Kelor

Bersama seorang Jepang, mereka mengoceh tentang angin dan kemungkinan Haruki Murakami mendeteksi hal-hal ajaib di dalam sebuah semilir angin

Bagaimana menurutmu? Celetuk gadis paling mungil di antara mereka. Kira-kira apa yang paling menghibur: politik atau filsafat? Aku hanya seorang pemandu wisata, jawabku. Perbincangan tentang politik dan filsafat membutuhkan berkilo-kilo energi, bukan? Aku balik bertanya.

Mereka mengambil beberapa foto. Perwakilan Jepang itu diapiti tubuh-tubuh tinggi orang-orang Perancis. 

Berulang kali Murakami disebut. Sesekali Pramoedya Ananta Tour mengisi perbincangan mereka. 

Hari-hari berlalu. Kelor tetap indah. Kenangan-kenangan dikirim penuh haru dari pulau-pulau yang jauh: tentang Kelor dan sebuah hari yang paling menenteramkan.

Rinca, 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline