Lihat ke Halaman Asli

Menolak Bersedekah *)

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

*) Judul di atas terinspirasi dari mural di sepanjang jalan-jalan di Jogja, mural tersebut bergambar wajah Munir SH dengan tulisan : '' Menolak Lupa...!!! ''.

''...Hati-hatilah bersangka buruk, karena sesungguhnya bersangka buruk adalah omongan yang paling dusta. Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk kamu dan hartamu, tetapi ia melihat hati dan perbuatanmu....”

[Riwayat Bukhari dan Muslim].

Jalanan adalah tempat saya berinteraksi dengan kehidupan, ya, kehidupan sehari-hari…

Hari ini saya bertemu dengan mereka lagi di jalan…mereka (3-4 org) yang berbaju koko, mengenakan peci, menutup tubuh bagian bawah mereka dengan sarung….sambil menenteng kotak kecil …orang biasa menyebut kotak tersebut dengan nama kotak infak….

Pertemuan pertama saya dengan mereka terjadi sekitar tahun 1997, (saya ingat betul karena tahun itu saya pertama kali masuk kuliah dan jadi sering nongkrong di jalanan, dimanapun ada jalanan, siang dan malam) ….nah, sebelum mereka terlihat maka tanda2 mereka akan datang sudah terdengar….ya…suara2 yg mengumandangkan hadist2 ttg sedekah, infak, amal jariyah dan sebagainya….suara2 tersebut dilantangkan dengan pengeras suara  yg terpasang di mobil mereka, sebuah Suzuki Carry 1000 berplat nomer luar Jateng/DIY dgn spanduk tertempel di bawah kaca depan bertuliskan : PANITIA PEMBANGUNAN MASJID ******** dst.

Logika saya….butuh berapakah biaya dan waktu untuk pembangunan sebuah masjid…?? Sampai – sampai penggalangan dana nya dari tahun 1997 hingga sekarang gak kelar-kelar…? Mobil yg dipakai menggalang dana juga itu2 saja, plat nomer juga itu2 saja, spanduknya bahkan sampai lusuh gitu….

Bukan niat saya ber suudzon ya Allah….saya cuma pakai logika yg Kau berikan kepadaku saja…, Gusti Allah pasti tau isi hati saya, ”Gusti Allah ora ndeso…”, ini bukan kata saya…tp kata Cak Nun.

Peristiwa lain, hampir tiap hari tempat kerja saya kedatangan tamu, membawa map, proposal, entah itu pembangunan masjid, pembangunan pondok pesantren atau pembangunan panti asuhan, dengan surat ijin bertanda-tangan cap/stempel macam2, mulai dari camat, lurah, atau polisi daerah dia berasal (tentu saja berasal dari luar Jateng/DIY)….anehnya…tidak ada tanda tangan dan stempel dr pejabat daerah tempat dia meminta dana bantuan.

Setiap saya tanya,“  Ijin dari RT/RW sini mana?”,

selalu mereka bilang, “ belum sempat ke RT/RW sini pak…” ,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline