Lihat ke Halaman Asli

maria

Mahasiswa

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Mahasiswa di Kampus

Diperbarui: 13 Oktober 2024   07:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh penulis

Dalam suatu kegiatan seminar kesehatan jiwa, STPM St. Ursula memaknai hari kesehatan jiwa sedunia pada tanggal 10 oktober 2024 dengan  tema mengelola kesehatan mental di kampus. Narasumber yang menjadi pemateri adalah kedua tokoh yang sudah sering menangani masalah pada kesehatan mental, Bruder Pio dan Pater Aven. Keduanya membahas tentang kesehatan mental di kampus ditandai dengan sakit mental skizofernia, depresi, stres, kecemasan, gangguan mental. Mahasiswa dapat melakukan pencegahan dengan membangun hidup sehat yaitu melakukan konseling, psikoterapi, penggunaan obat yang tepat sesuai resep dokter.
Ada konseling individu atau pribadi berkaitan dengan sakit mental yang dialami mahasiswa. Layanan pelatihan dan psikoedikasi pada grup. Salah satunya yaitu Layanan Peer Counselor yang merupakan bimbingan dan konseling oleh teman sebaya yang telah mendapatkan pelatihan peer counselor. Pada masalah kejiwaan, pater aven menyampaikan bahwa gangguan jiwa menjadi masalah kita. Sakit menjadi hakikat kerapuhan/kefanaan pada fisik, jiwa, moral. Melalui Gerakan Komunitas Relawan, Kelompok Kasih Insanis(KKI), Edukasi kesehatan jiwa, bantuan pemberdayaan, advokasi dapat mengurangi sakit mental yang dialami. Masalah kesehatan jiwa konteks kampus, seperti pada kasus bunuh diri mahasiswa, bullying /perundungan vs bercanda, ragging, senioritas, strukturisme (otoriter vs power). Martabat manusia tidak ada perbedaan dengan manusia lain. Bagaimana  cara mengatasi sakit mental akibat trauma masa lalu? Perlu mengakui bahwa kamu terluka, menceritakan, menuliskan jurnal, meditasi.  Inner child terjadi sejak kandungan. Trauma masa lalu karena diabaikan perlu didampingi secara berkelanjutan. Kita mengharapkan hidup akan tenang saja tetapi rencana tuhan tidak ada yang ketahui. Teman dan sahabat, jurnal atau buku catatan dapat menjadi salah satu cara mengatasi masalah yang sulit selain dengan berdoa. "Akan ada rencana tindak lanjut berkaitan dengan menjaga mental mahasiswa di kampus yang membutuhkan kerjasama antar mahasiswa dan para dosen" kata pa Aris, selaku dosen pengampuh mata kuliah di prodi ilmu sosial pembangunan yang menjadi perwakilan dari lembaga. Cintai dirimu, lepaskan masalah buanglah segala hal yang melukaimu dan perlahan berbenah menghadapi masa depan yang bersinar, cerah dan terus bersyukur. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline