Lihat ke Halaman Asli

Apa itu Pembohong Patologis ?

Diperbarui: 5 Juli 2024   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembohong patologis adalah individu yang sering kali menceritakan kebohongan secara kompulsif dan tanpa alasan yang jelas. Kebohongan ini bisa beragam, mulai dari cerita kecil yang tidak signifikan hingga kebohongan besar yang dapat merusak hubungan dan reputasi. Fenomena ini tidak sekadar perilaku sesekali atau kebohongan untuk menghindari masalah; ini adalah kebiasaan kronis yang sering kali dilakukan tanpa motif yang jelas dan tampaknya dilakukan tanpa kendali.

Ciri-ciri Pembohong Patologis

  1. Frekuensi Kebohongan: Pembohong patologis berbohong dengan sangat sering, bahkan dalam situasi yang tidak memerlukan kebohongan.

  2. Konsistensi: Kebohongan mereka sering kali terjalin dengan cerita-cerita sebelumnya, menciptakan jaringan kebohongan yang rumit dan saling terkait.

  3. Tidak Ada Motif Jelas: Sering kali tidak ada alasan yang jelas atau keuntungan yang dapat diperoleh dari kebohongan tersebut. Ini berbeda dengan kebohongan yang dilakukan untuk menghindari hukuman atau untuk mendapatkan keuntungan tertentu.

  4. Kurangnya Penyesalan: Mereka sering kali tidak merasa bersalah atau menyesal setelah berbohong, meskipun kebohongan tersebut dapat menyakiti orang lain.

  5. Keyakinan pada Kebohongan: Dalam banyak kasus, pembohong patologis dapat mulai mempercayai kebohongan mereka sendiri, membuat mereka semakin sulit untuk membedakan antara kenyataan dan fiksi.

Penyebab Pembohong Patologis

Penyebab pasti dari perilaku pembohong patologis belum sepenuhnya dipahami. Namun, beberapa faktor yang diduga berperan meliputi:

  1. Gangguan Kepribadian: Pembohong patologis sering kali memiliki gangguan kepribadian seperti narsisisme atau gangguan kepribadian antisosial.

  2. Trauma Masa Kecil: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengalaman traumatis atau pengabaian pada masa kanak-kanak dapat berkontribusi pada perkembangan perilaku ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline