Saat ini, kualitas pendidikan masih belum merata padahal beberapa tahun lagi kita akan merayakan tahun emas 2045 yang menyongsong kemajuan bangsa dari segala aspek, salah satunya pendidikan, tak heran, jika pendidikan di negeri ini sangatlah buruk karena kurangnya penyebaran guru honorer ke daerah terdepan, terluar dan tertinggal.
Kekurangan guru merupakan salah satu masalah dunia pendidikan yang sampai saat ini belum terselesaikan. Berbagai cara telah dilakukan pemerintah, seperti mengirimkan sarjana ke pelosok untuk menjadi tenaga pendidik.
Ketimpangan distribusi guru di berbagai daerah di Indonesia merupakan isu kompleks yang telah berulang kali diperdebatkan selama beberapa dekade terakhir. Hampir setiap tahun kesenjangan pendidikan dan ketersediaan guru di daerah menjadi persoalan yang tidak ada habisnya.
Masalah yang mungkin tidak ditemukan di kota besar, namun sangat mempengaruhi kehidupan di daerah. Ketimpangan tenaga pengajar tidak hanya menimbulkan kesulitan dalam mengakses pendidikan, tetapi juga menjadi bukti ketimpangan pembangunan dan kegagalan negara dalam melaksanakan hak warga negara atas pendidikan.
Diakui, dilihat dari upaya pemerataan guru, kebijakan penghapusan layanan publik memiliki tujuan positif. Namun di satu sisi kesejahteraan dan kualitas hidup guru tidak boleh terancam, apalagi belum tentu kebijakan yang diambil pemerintah benar-benar mampu menciptakan pemerataan guru di daerah tertinggal.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersiap menyiapkan 1.000 guru di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Untuk itu, Kemendiknas saat ini sedang memperluas kesempatan pengangkatan guru CPNS untuk diikutsertakan dalam 3T. "Pelatihan ini direncanakan untuk mengisi kekurangan guru di daerah perbatasan, lepas pantai, dan tertinggal," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. Ia menjelaskan Kemendikbud tak segan-segan membuka 1.000 tempat kursus pelatihan CPNS agar bisa memenuhi kuota guru yang telah ditetapkan di daerah.
Pelatihan ini juga dipersiapkan khusus bagi peserta program Sarjana Pendidikan bidang 3T, maupun yang telah mengabdi di bidang tersebut selama satu tahun. Untuk dapat mengikuti seleksi, peserta harus telah lulus dari Kursus Pendidikan Profesi Guru (PPG). Memang, peserta yang berhasil akan diangkat menjadi pejabat daerah dengan menduduki jabatan tenaga pengajar fungsional dan ditempatkan di salah satu dari 29 kecamatan kawasan 3T.
Menurut data panitia seleksi, jumlah calon peserta yang mendaftar sebanyak 1.481 orang. Selanjutnya, mereka akan mengikuti seleksi Tes Kemampuan Dasar (TKD) pada 19-20 Januari di dua perguruan tinggi negeri, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Peserta yang dinyatakan lulus TKD akan mengikuti seleksi selanjutnya yaitu Tes Kompetensi Bidang Administrasi (TKB). Peserta yang berhasil kemudian diumumkan dan segera diproses untuk pengangkatan staf dan penempatan guru di daerah 3T. Pengamat pendidikan Taman Siswa, Darmaningtyas mendukung keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Lantana dapat menjembatani kesenjangan pendidikan antara Jawa dan luar Jawa yang minim pendidikan dan keterbelakangan.
"Langkah ini sangat relevan dan harus didukung penuh, agar pendidikan di bidang 3T bisa maju dan meningkat. Toh, tidak ada alasan untuk menghambur-hamburkan uang untuk perbaikan pendidikan dan anggaran. Ini harus benar-benar digunakan untuk mencerdaskan masyarakat, " dia berkata.