Siapa disini yang mengikuti kasus kopi sianida yang terjadi pada 2016 silam? Tahukah kalian bahwa kasus yang pernah menggemparkan seluruh masyarakat Indonesia ini dijadikan sebuah film dokumenter?
Baru-baru ini, masyarakat Indonesia sedang dihadapkan pada isu atau peristiwa sosial yang sebenarnya sudah terjadi 7 tahun silam. Kasus kopi sianida yang dijadikan film ini berhasil mendongkrak kembali kasus yang sudah lama terjadi. Film yang menayangkan Jessica Kumala Wongso sebagai tersangka atas kematian Wayan Mirna Salihin ini dirilis oleh Netflix pada 28 September 2023 dengan judul Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso.
Sejak Netflix secara mengejutkan merilis trailernya pada 31 Agustus 2023 lalu, banyak perhatian yang terpusat pada film dokumenter satu ini, terlebih kisahnya sempat menggemparkan seluruh masyarakat Indonesia. Film dokumenter yang menayangkan kisah nyata ini membawa penontonnya kepada alur cerita yang penuh dengan kontroversial, ketegangan, provokatif dan teka-teki. Bahkan tak disangka-sangka, film yang membentuk banyak kontroversi ini menjadi trending pertama Netflix di Indonesia beberapa waktu lalu.
Film dokumenter yang berasal dari kisah nyata ini menggunakan tokoh, cerita, dan lokasi yang sesungguhnya, dengan melibatkan Jessica Wongso, Ayah dan saudari kembar Mirna, kuasa hukum Jessica, barista, manajer cafe, jurnalis yang meliput kasus kopi sianida sejak awal dan beberapa pihak lainnya sebagai tokoh asli dari peristiwa ini. Ice Cold menayangkan peristiwa yang sesungguhnya terjadi pada saat itu, seperti kondisi persidangan, rekaman CCTV, bahkan wawancara eksklusif dengan pihak-pihak yang terlibat dalam kasus ini. Film ini juga menayangkan lokasi tempat terjadinya kasus ini, yaitu Cafe Oliver, penjara dan ruang sidang.
Film yang memiliki durasi 1 jam 26 menit ini memberikan informasi seputar peristiwa yang terjadi pada saat itu dan kesaksian dari beberapa pihak, seperti Otto Hasibuan dan Dr. Djaja Surya Atmadja yang dapat dijadikan sebagai kunci dari kasus yang menarik perhatian banyak orang ini.
Peristiwa yang sudah memunculkan pihak pro dan kontra ini menjadi gempar lagi ketika masyarakat menemukan fakta-fakta baru dan kejanggalan yang ditutup-tutupi sejak 2016 lalu melalui film berjudul Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso ini. Sejak dirilisnya film ini, banyak komentar dan postingan yang tersebar di media sosial yang menyatakan keyakinan mereka bahwa Jessica Wongso tidak bersalah dan hanya dijadikan kambing hitam. Namun, ada yang tetap teguh juga bahwa Jessica Wongso merupakan pelaku sebenarnya penyebab kematian Wayan Mirna Salihin karena kopi sianida.
"Dari awal muncul kasus ini (2016) udah ganjel juga sih. Sampe akhirnya 2017 jadi mahasiswa fakultas hukum, di semester 3 atau 4, salah satu dosenku menyinggung kasus ini. Karena beliau sedang menjelaskan tentang niat, motif, modus dalam kejahatan. Dan makin ganjel lagi setelah nonton Netflix wkwk," tulis pemilik akun @moewngie, dikutip dari media sosial Twitter, Kamis (12/10/2023).
Film dokumenter kriminal investigatif ini memiliki beberapa kejanggalan yang berusaha untuk ditutupi selama ini, seperti wawancara Jessica yang dihentikan secara tiba-tiba karena dianggap terlalu mendalam, pihak keluarga yang tidak mengizinkan untuk melakukan otopsi terhadap jenazah Mirna, dan sianida yang tidak ditemukan di tubuh Mirna pada 70 menit pertama yang kemudian secara mengejutkan ditemukan setelah beberapa hari.
Hal-hal inilah yang menjadi sebuah pertanyaan besar bagi masyarakat Indonesia, siapa pembunuh Mirna sesungguhnya? Bagaimana jika Jessica bukan pembunuh Mirna? Mengapa Mirna tidak dilakukan otopsi? Apakah ada bukti langsung yang menyatakan bahwa Jessica adalah pelakunya? Apakah kasus ini bisa dibuka kembali? Film ini semakin menimbulkan pertanyaan dan kontroversi dari kasus kopi sianida yang tak kunjung ditemukan titik terangnya ini.
Dari film Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso ini kita bisa tahu bahwa film dokumenter ini bisa memberikan informasi dan edukasi seputar peristiwa yang terjadi di masyarakat. Tak hanya itu, siapapun bisa memberikan opininya, baik pro maupun kontra.