Lihat ke Halaman Asli

Dunia Kita Bisa Beda, Tapi Kita Masih Satu Bumi

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Setiap Orang Punya Dunianya Sendiri dan Mereka Bisa Saja Sibuk Dengan Dunianya Masing-masing. Tapi Ingatlah, Bahwa Kaki-kaki Kita Masih Berpijak Pada Bumi yang Sama"

Wuihh...!! Gayanya, udah kayak Pak Mario Teguh. Padahal cuma ArieL salong.hehehe. Iyah, nggak tau kenapa semalam kira-kira jam 12 malam, aku tiba-tiba terbangun. Bengong dan nggak tau mau ngapaen. Mau tidur lagi, padahal dah kelamaan tidurnya. Ya udah,,,aku baring-baring aja di tempat tidur sambil melamun dan menghayal nggak jelas. Eh....nggak ada air nggak ada makanan, tiba-tiba aja kata-kata di atas terangkai sendiri di dalam perenunganku. Entah masih sisa-sisa mimpi dari tidurku, atau apalah. Tapi kalau direnungi, kata-kata ini sepertinya sarat akan makna. ^O^

Well....Setiap orang punya dunianya sendiri-sendiri. Baik itu orang tua, orang dewasa, remaja, anak kecil bahkan bayi yang baru lahir sekalipun memiliki dunianya sendiri. Dan mereka sibuk mengisi dan mewarnai dunianya masing-masing dengan cara yang berbeda-beda.

Ada orang tua yang menghabiskan waktunya dengan bisnisnya. Namun adapula yang mendedikasikan diri demi kebahagiaa keluarganya. Ada remaja yang begitu bersemangat untuk mengejar cita-cita dan impiannya dan pula remaja yang cuma senang berhura-hura. Ada anak kecil yang begitu bahagia di tengah-tengah cinta dan kasih sayang orang tuanya, tapi ada juga anak kecil yang melewati masa kecilnya begitu saja tanpa kasih sayang bahkan nyaris terbuang.

Setiap orang bisa mengisi dunianya masing-masing untuk mencapai tujuan hidup yang mereka inginkan. Ada yang ingin menjadi pengusaha, tapi ada juga yang ingin menjadi pegawai negeri. Ada yang mati-matian mengejar kekayaan, tapi ada juga sudah cukup dengan hidup seadanya. Ada yang senang berfoya-foya, tapi ada juga yang enjoi dengan dengan menjadi penulis..hehehe..Hidup memang adalah pilihan. Kita bisa memilih apapun yang kita inginkan untuk mengisi hidup kita. Tapi....ingatlah..!! Bahwa kita masih hidup pada bumi yang sama. Kita tidak punya pilihan untuk pindah ke tempat yang lain, sekaliun kita merasa terlalu gerah dengan bumi yang kita pijak saat ini.

Berpijak pada bumi yang sama, artinya kita berada pada tempat yang sama dengan orang-orang di sekeliling kita. Yang sama tingginya dan juga sama rendahnya. Yang sama sejuknya dan juga sama gerahnya. Tak ada yang berbeda. Yang berbeda hanyalah dunia kita dan cara menghiasinya. Kadang dihiasi dengan hal yang positif, namun tak jarang pula oleh hal2 negatif. Ketulusan dan kepura-puraan. Kejujuran dan kebohongan. Kesetiaan dan penghianatan. Tawa dan air mata. Semuanya silih berganti.

Jadi, untuk apa kita merasa lebih tinggi dari orang lain, dan mencoba memandang mereka lebih rendah. Untuk apa kita menyombongkan apa yang kita miliki dan yang mungkin tidak dimiliki tetangga kita. Untuk apa kita selalu merasa lebih pintar dan lebih hebat dibandingkan orang-orang yang kurang beruntung dan tidak mampu mengenyam pendidikan. Padahal sesungguhnya, kaki-kaki kita dan kaki mereka masih berpijak pada bumi yang sama. Yang sama rendahnya dan juga sama tingginya.

Alangkah indahnya ketika kita mampu berbagi apa yang kita miliki dengan orang lain. Alangkah mulianya ketika kita bisa mengajarkan ilmu yang telah Tuhan titipkan pada kita demi kehidupan bersama. Dan alangkah bahagianya ketika kita mampu menebar cinta dan kasih sayang serta meredam benci yang terdapat di dalam diri kita. Karena terkadang kita belum tentu lebih baik dari orang yang kita benci. Kita hidup di bumi yang sama. Tak ada yang tahu siapa yang lebih tinggi derajatnya di mata Sang Pencipta.

Yah, mungkin itulah makna sederhana dari rangkain kata di atas. Sebenarnya bisa lebih luas, tapi intinya adalah jangan pernah merasa lebih baik dan lebih hebat dari orang lain. Karena Tuhan telah menciptkan manusia dengan kelebihannya masing-masing yang kadang tak bisa dilihat oleh mata dan tak mampu dijangkau oleh akal dan nalar. Mari berdiri sama tinggi, dan duduk sama rendah, karena sesungguhnya kita masih berada pada tempat yang sama. Bumi yang satu....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline