Lihat ke Halaman Asli

IMAJINASI

Analis dengan Backround Pendidikan Kehutanan

Solutif dalam Krisis Pangan

Diperbarui: 5 Desember 2023   10:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.cnbcindonesia.com/

Sebuah judul dari artikel CNBC "

98% Warga RI Makan Beras, Harga Mahal-Bikin Miskin Tetap Beli" menggelitik pojok kepalaku. Berita CNBC

Timbul bermacam pertanyaaan;

Mengapa harus selalu makan beras?

Apakah tidak ada bahan makanan lainnya?

Mengapa beras harus mahal?  Apa beras sudah menjadi barang langka?

Mengapa tidak makan singkong, jagung, gembili, uwi, sagu ?

Indonesia Negara Agraris dan Maritim, itu yang diajarkan semenjak "makan bangku sekolah", Tanah air ini kaya raya. Tapi mengapa?

Meski sudah makan singkong sepiring, kalau belum ketemu makanan yang kecil-kecil bentuknya lonjong dan pulen, alias nasi, "RASANYA BELUM MAKAN". Ah... berarti psikologis sudah mempengaruhi naluri untuk makan nasi.

Lalu..

Apakah beras hanya bisa dihasilkan dari bulir-bulir padi? kenapa tidak Getuk dibuat berbentuk beras? atau tiwul dibentuk seperti beras yang pulen kalau dimakan. Banyak yang akan kontra dengan berbagai alasan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline