Entah berapa lama tidak menulis di forum ini ya? Ada yang pernahkan jengkel karena semut, bagaimana tidak ketika sedang haus-hausnya gelas sudah di depan mulud eh ternyata isi gelas yang tinggal separuh itu sudah dikerubuti semut, untung jika tidak terlanjur diminum - la kalau ternyata terlanjur air terteguk pasti kita akan berjingkrak-jingkrak karena merasakan minum kita berubah menjadi minuman beraroma semut yang pahit-pahit dan masam. SEMUT Terinspirasi kejadian tersebut akhirnya kok jadi kepikiran dengan salah satu mahkluk imut yang sering kita jumpai disekitar kita itu ya?. Dalam salah satu surat Al Qu',anpun terdapat surat yang dinamai An Naml (semut) yang banyak berkaitan kisah kehidupan Nabi Sulaiman AS., dari kehidupan semut itu banyak pelajaran bahan renungan. Belum lagi lagu-lagu yang bertemakan dengan mahluk yang satu inikan?. Tidak ingin mengulas sisi kehidupan semut karena sudah banyak blog-blog yang membahasnya. Sekedar ingin berceloteh JEMPOL Jempol tangan : katanya mewakili gajah ini mungkin karena bentuk jempol itu besar, jempol bisa juga diumpamakan figur penguasa, pemodal, jadi pokoknya yang besar-besar itu terwakili oleh jempolan. Telunjuk : tidak perlu dibahas Langsung kelingking :merupakan penggambaran semut atau rakyat, bentuk memang kecil tapi menang dalam jumlah dan ini keunggulannya semut/rakyat meskipun kecil tidak boleh diremehkan, dibohongi atau ditindas karena jika semut sudah terlalu disakiti, gajahpun yang begitu besar akan tumbang oleh aksi rakyat. KELINGKING Telunjuk kalah dengan jempol, eh kelingking kalah dengan telunjuk, lah ini kemudian kok kelingking bisa mengalahkan jempol/gajah. Ketika gajah-gajah sedang asyik dengan kepentingan diri dan partainya sendiri kemudian urusan rakyat mau dikemanakan, sedangkan istana-istana itu dibangun dari uang siapa, gedung-gedung perkantoran yang mentereng itupun dari uang siapa belum lagi jalann mulus, kendaraan-kendaraan dinas dan lain-lain, siapa itu yang banyak menikmati. Masih belum cukup berapa banyak kekayaan negara yang seolah hanya diperuntukkan bagi pemodal dan koruptor, sedangkan rakyat cukup disisakan tanggungan penderitaan yang tiada henti. Entah sampai kapan rakyat bisa bertahan lebih lama lagi menaggung kesakitan-kesakitan itu, buktinya sudah banyak kan gesekan dan letupan-letupan kecil yang terjadi (apa ini masih kurang bukti akan betapa lemahnya kebijaksanaan gajah-gajah itu?) Demikian tulisan ini saya kutip dari blog : thanjawaarif.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H