Lihat ke Halaman Asli

Arief Santoso

Pekerja Lepas

Merawat dan Membimbing Cinta Baca Anak Kecil

Diperbarui: 1 Oktober 2024   22:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Dari kecil anjurannya membimbing, teknisnya menemani dan mengarahkan 'kepo' si anak. Selagi terus-terusan kepo, fasilitasi terus sampai bisa menemukan nyamannya menggali samudera pengetahuan." -- Totok Saputra, pengasuh Taman Baca Sukamaya.

Bukan hal mudah untuk menarik anak-anak dan umum untuk melatih membaca. Seakan kalimat ini pesimis dan pasrah, tapi begitulah yang terjadi hari ini, dan sebabnya lumayan menggelitik.

Berkaca dari beberapa taman baca, perpustakaan jalanan dan wisma baca yang pernah saya kunjungi, sebetulnya anak memiliki daya ingin tahu yang tinggi ditambah membutuhkan akses untuk menjangkaunya. 

Contoh saja, ketika anak ingin tahu tentang pohon yang buahnya dimakan bersama keluarga, ia akan bertanya detail; biasanya bagaimana dan kenapa? Nah, dari sini kita perlu kelola rasa ingin tahu dan bimbing untuk bersama menemukan jawaban-jawaban.

Percaya akan Harapan Anak-anak Terhadap Kedepannya

Kalau soal bacaan atau buku, aku meyakini anak akan melahapnya kalau ia melihat dan tahu akan mendapat jawaban atau minimal bisa untuk memelihara daya imajinasi, potensi dan kebutuhan dasarnya. Bisa saja yang terbiasa baca komik, nantinya mencintai keindahan dan alur cerita. 

Bisa saja yang suka baca novel atau karya sastra, nantinya jadi paham kosakata dan pemaknaannya begitu luas. Belum pecinta buku sejarah, keilmuan, dan lainnya akan diarahkan pada temuan-temuan dan alat yang dibutuhkan untuk menggali ilmu dan jatidiri.

Seandainya semua sadar pentingnya bimbingan langsung dan asuhan psikologis ke anak, ya mungkin nanti SD rasa kuliahan. Isinya diskusi terus sambil pendalaman. Heuheu. 

Mungkin itu yang bisa terjadi jika teknologi pendidikan hadir sebagai penyeimbang, kemudian koleksi buku dan perpustakaannya diupdate, jangan hanya buku pelajaran di dalamnya. Kasih bacaan penggugah imajinasi, pembangkit semangat cari tahu, sampai nantinya tumbuh menjadi anak cerdas.

Di perkampungan yang 'katanya' kurang akses bacaan dan teknologi, justru memahami konteks dari bacaan yang diberi guru. Jadi, guru bisa lebih fleksibel mengajar, anak-anak senang dengan pembelajaran, dan semestinya itulah pendidikan. 

Menyenangkan, membangkitkan, menumbuhkan minat belajar anak lewat metode apapun sesuai kebutuhan si anak, salah satunya membaca dan memahami bacaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline