Lihat ke Halaman Asli

Aburizal Bakrie dan Proyeksi Pemilu Presiden 2014

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahun 2012 Awal Pertarungan

Jelang tahun 2012, berbagai kelompok kepentingan (interest group) secara pelan tapi pasti mulai melakukan berbagai konsolidasi, komunikasi hingga menyusun kekuatan-kekuatan kelompok secara estafet. Mereka mulai sibuk untuk membangun simpul-simpul massa rakyat, jaringan pemuda hingga membangun kekuatan berbasis partai politik. Tujuannya adalah tampil dalam kontestasi politik tahun 2014, yang secara marathon, berbagai persiapan hingga bangunan politiknya disiapkan sejak sekarang, bahkan beberapa tahun belakangan.

Beberapa nama muncul silih berganti seolah menjawab tanya publik siapa sosok pengganti presiden saat ini yang siap memangku jabatan mengemban amanat rakyat. Kini, dengan jedah waktu yang tak terlalu lama, semua harus mempersiapkan diri membangun barisan memperkuat jaringan untuk menyongsong Pemilu 2014. Jika fenomena gerakan politik berbasis kepertaian yang menjadi standarisasi, maka saat ini partai Golongan Karya merupakan kekuatan politik yang paling solid yang siap dalam menapaki langkah menuju 2014. Dibalik itu, sosok Aburizal Bakrie merupakan figur yang tepat untuk dipersiapkan menuju arena Pemilu Presiden 2014.

Kekuatan partai serta kekuatan figur akan menjadi instrumen penting selain pelibatan jejaring pendukung yang akan bekerja secara intens melakukan pengawalan terhadap pemenangan Aburizal Bakrie dalam Pemilihan Umum 2014. Semua resources harus bekerja secara maksimal untuk menggalang kekuatan dukungan. Merebut simpati, mengatur lalu lintas opini, menyusun skema komunikasi serta mulai memperkuat partisipasi politik. Jika seluruh jaringan bekerja secara maksimal, 2014 adalah waktu yang tepat bagi sosok sekaliber Aburizal Bakrie untuk menyambut tongkat estafet kepemimpinan nasional sebagai tanggungjawab untuk melanjutkan perubahan menuju Indonesia yang kuat secara politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan.

Kesadaran inilah yang dapat menopang harapan besar publik atas mimpi yang sering tercerabut dari angan. Mimpi untuk menemukan kembali Indonesia yang melindungi hak-hak warga negara. Dan tahun 2014 adalah tahun dimana Aburizal Bakrie sebagai tokoh nasional harus dapat merebut simpati untuk meraih mimpi. Yakni mimpi untuk memberi pengabdian tertinggi sebagai manusia Indonesia kepada masyarakat. Namun untuk menuju kesana, masih banyak yang harus dikerjakan sebagai pra kondisi 2014.

Saat ini, tekanan serta kampanye negatif (negative campagne) yang dilakukan lawan politik untuk merusak citra figur Aburizal Bakrie terus dilakukan dengan banyak cara, satu diantaranya publikasi media soal Lumpur Lapindo yang selalu diarahkan ke sosok Ketua Umum Partai Golkar, meski tanggung jawab tersebut telah diambil alih Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) yang seluruh persoalannya telah terselesaikan (99 %).

Selain itu, persoalan pajak juga masih sering digunakan sebagai trik mengganggu serta bentuk psy warterhadap partai Golkar dan kekuatan pendukung Aburizal Bakrie. Kompetitor (lawan politik) sejatinya tak punya alasan lain untuk mendiskreditkan figur Aburizal Bakrie selain melalui urusan Lumpur yang telah beres dan masalah pajak yang tak ada sangkut pautnya dengan Aburizal Bakrie karena masalah pajak lebih pada persoalan keterlambatan kewajiban perusahaan dalam menyelesaikan pembayaran, apalagi perusahaan yang terkait seabreg-abreg hingga perusaan mintak asing yang menurut pihak BPH Migas merupakan salah persepsi KPK atas UU yang digunakan antara UU asal negara mereka dengan UU Perpajakan Indonesia. Dan ini belum clear.

MenariK memang untuk mengikuti perkembangan situasi politik saat ini. Kemunculan para kandidat presiden/wakil presiden secara vulgar baru akan dimulai tahun 2012, meski beberapa nama selain Aburizal Bakrie seperti Prabowo Subianto, Sri Mulyani, Hatta Radjasa, Suya Paloh, Joko Suyanto bahkan Jusuf Kalla sempat dikabarkan melakukan kerja-kerja pencitraan untuk mempersiapkan diri dalam kontestasi politik nasional 2014.

Alhasil, tahun 2012 akan menjadi awal dimana kerja-kerja para kandidat mulai bergulir. Meski secara statistik 3 besar partai pemenang Pemilu 2009 (Partai Demokrat, Golkar, PDI-P) masih akan menjadi motor permainan 2014. Namun sebagai mesin politik yang sangat berpengalaman, partai Golkar memiliki keunggulan dibidang jaringan, termasuk jaringan bisnis (pengusaha), jaringan media, jaringan birokrat (samar), kelompok-kelompok intelektual hingga jaringan internasional. Semua hal itu jika dimaksimalkan secara serius akan sangat membantu dalam memainkan peran politik di masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline