Lihat ke Halaman Asli

Arief Purnama

Guru kampung

Kisah di Balik Satu Tahun Komunitas Guru Digital

Diperbarui: 10 April 2020   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Maret tahun ini tepat setahun berdirinya Komunitas Guru Digital Millenial. Komunitas Guru Digital ini diberi nama Millenial agar dapat mengikuti perkembangan dunia digital di era millenial. Apalagi guru-guru dalam mendidik, mengajar dan membina sangat dekat dan berbaur dengan kaum millenial yaitu murid atau peserta didik.

Berawal dari kegiatan berkumpul beberapa guru untuk saling berbagi metode pembelajaran di kelas. Saya selaku pencetus kegiatan selanjutnya menyebut sebagai workshop guru digital. Dimana saya mencoba berbagi ilmu dibidang digitalisasi pembelajaran baik di kelas maupun jarak jauh atau biasa disebut daring atau online.

Dulu kebanyakan guru termasuk saya, dalam proses kegiatan belajar mengajar masih terbilang konvensional. Menyampaikan pelajaran masih menggunakan spidol untuk menulis di papan tulis. Bahkan sebelumnya masih menggunakan kapur.

Dengan spidol atau kapur di tangan kanan, buku materi di tangan kiri saya terlihat sangat sibuk sekali. Alhasil saya sering mengabaikan siswa-siswi yang tidak memperhatikan pelajaran. Bahkan ada siswa-siswi dibaris belakang bercanda dan berisik, saya melalaikannya karena sibuk sendiri di depan kelas.

Kini tidak lagi, materi pelajaran kami sampaikan secara digital. Materi pelajaran kami kemas secara apik dan sistematik dalam bentuk digital. Materi yang kami buat antara lain slide, video, blog, web dan berbagai macam aplikasi serta lain sebagainya.

Jika di ruang kelas, materi kami sampaikan menggunakan projektor. Namun untuk pembelajaran jarak jauh kami menggunakan link. Link kami kirimkan kepada siswa-siswi secara online maupun e-learning. Semua materi tentu berdasarkan kurikulum 13. Metode saintifik dan tujuan pembelajaran tertuang pada rencana pelaksanaan pembelajaran atau biasa disebut RPP.

Mengenang setahun yang lalu awal-awal kami meyelenggarakan workshop guru digital, bisa dibilang mengharukan. Kami meminta izin pada pimpinan untuk menggunakan salah satu ruang kelas, alhamdulillah diizinkan.

Ternyata tidak semua teman mendukung. Ada beberapa teman yang kurang mendukung bahkan ada yang mencoba untuk workshop tidak terlaksana. Namun itu semua justru menjadi penguat bagi saya dan teman-teman untuk terus berniat baik berbagi ilmu digital dalam pembelajaran.

Kami berfikir untuk mencari tempat yang lebih memadai dan strategis. Tidak membutuhkan waktu lama kami mendapatkannya. Alhamdulillah ada seorang sahabat baik yang menawarkan tempatnya untuk dipakai sebagai tempat kegiatan workshop. Memang kapasitas ruang hanya bisa menampung maksimum 48 orang peserta.

Tempatnya sangat strategis di pusat kota, bahkan di dalam pusat perbelanjaan terkenal di kota Bekasi. Selanjutnya kami menggunakan tempat itu sebagai tempat workshop dan kantor kami yang kemudian kami beri nama Komunitas Guru Digital Millenial.

Alhamdulillah ternyata peserta workshop sangat banyak. Berbeda dengan jumlah peserta saat kami menyelenggarakan di sekolah kami yang hanya beberapa orang saja. Mungkin inilah hikmah dibalik beberapa penolakan teman pada saat itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline