Lihat ke Halaman Asli

Mudik (Bukan Sekedar Pulang Kampung Biasa)

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mudik.. (bukan sekedar pulang kampung biasa..)

tak terasa lebaran sebentar lagi, tak dirasa banyak cobaan bahkan ujian di bulan suci.. dan perasaan sepertinya sulit untuk dimengerti ??

mudik... (moment untuk mendidik..)

seperti tradisi ini telah menjadi bumbu khas yang mendominasi perasaan dalam dimensinya yang tak bisa tergambarkan dengan sekedarnya..

mudik.... (tradisi dan eksistensi)

jika ada yang merangkai "tanah dan air.. selalu ada aku didalamnya.. ada cerita, lengkap haru, bahkan lebih dari sekedar itu..

mudik..... (antara percaya atau tidak)

berbundung-lantang bersuar rasa, bertindak dengan seisi raga.. jika negeri Arab dengan "hijrah"-Nya.. kami punya yang lebih dari sekedar pulang kampung biasa..

kampung (negeri) entitas pengambaran interaksi mulai dari yang terkecil hingga spektrum yang lebih dari kecil (besar dikitlah, kan lebih)..

orang tidak lagi heran, ketika banyak orang menganalogikan kampung itu sebuah garis awal estafet (start), sebuah rupa yang membuahkaan tabiat, sebuah laku yang bergelimang sendu.. dan tak terpisah dari aku..

dahulu hingga kini, kau tak pernah berganti.. kampung tetaplah kampung.. walau berganti status menjadi apalah arti...

semoga mudik bukan sembarang pulang kampung biasa... moment memperbaiki dan senantiasa lebih berarti..

Lolue, di 24 juli 2014
Arief MS




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline