Kangen. Sepertinya masih satu keluarga dengan marah, benci, senang, gelisah, dan semacamnya. Kangen atau rindu, merupakan suatu kondisi yang bisa dan biasa kita alami. Walaupun toh tidak bisa tergambar pasti seperti halnya marah, benci, senang, gelisah. Karena itu, seolah-olah kondisi kangen hanya menjadi milik hati dan pikiran. Tidak terungkap di permukaan lahiriah. Paling cuma duduk melamun, atau tidur tapi tidak bisa tidur. Biasa digambarkan makan tak enak, tidur tak nyenyak.
Ada satu ungkapan yang mewakili kondisi kangen atau rindu ini, ialah seperti diungkap oleh beliau mendiang WS Rendra tentang kangen, "seperti tungku tanpa api".
Iya ya, dingin, kusam, seolah membeku.
Kangen atau merindukan, tentu ada obyeknya. Yaitu akan sesuatu. Sesuatu itu ada banyak macamnya, mulai dari suasana, benda, lingkungan, maupun juga seseorang. Bisa rindu pada kekasih, rindu pada bau masakan, rindu pada suasana di suatu waktu yang telah kita lalui. Karena itu, rindu ini sepertinya lebih mengenai pada yang sedang tidak ada, yang telah lalu, atau yang tidak kelihatan.
Mungkin rasa kangen itu juga menjadi salah satu dorongan untuk yang mudik di hari-hari menjelang Lebaran ini. Kangen bertemu dengan orang tua, pada daerah tempat asalnya, atau rindu berkumpul dengan saudara handai taulan, tetangga, kawan-kawan, atau mungkin dengan hewan piaraan yang dititipkan.
Sepertinya menulis spontan ini juga karena kangen menorehkan sekelumit celoteh di Kompasiana.
Terima kasih.