Lihat ke Halaman Asli

Ada Tambang Uranium di Gunungkidul...? Wow.....!!!

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah membaca sebuah postingan di sebuah blog, yang link-nya saya sematkan di postingan yang lalu. Ternyata ada yang lebih mahal dari emas, yaitu: uranium. Katanya gitu.

Jadi ingat dengan rumor yang sudah sangat lama dulu saya dengar, konon ada bahan tambang uranium di Gunungkidul. Wow . . . Apa bener?
Kemudian nyempatin searching sebentar. Kok hasilnya nihil. Cuma ada satu komentar di sebuah situs kabupaten yang menyebutkan ada uranium di Gunungkidul. Tapi . . . . . . . Sumber referensinya: kata orang luar negeri. Lho?
Luar negeri dari Hongkong !?

Jika benar ada bahan / uranium di Gunungkidul. Kok tidak ditambang? Jika ditambang, apa perlu evakuasi pindahan massal seluruh penduduk.

Jika tidak benar, ya sudah.

Namun seupama hal itu mungkin, berarti mungkin iya, mungkin tidak. Apabila iya, bisa jadi untuk simpanan masa depan. Atau . . . Tidak sesederhana itu menambang uranium seperti kalau menambang pasir di Kali Opak.

Barangkali memang masih banyak simpanan kekayaan di bumi Indonesia ini. Baik yang sudah diketahui atau belum diketahui. Baik yang sudah ditambang, belum ditambang, maupun yang sudah habis. Contoh yang sudah habis, deket-deket saja di daerah saya, yaitu batu kaca. Tidak usah jauh-jauh ngomong uranium.

Dulu waktu kecil, beberapa kali saya masuk gua bawah tanah. Seperti masuk sumur. Pakai tangga. Kedalaman sekitar 10 meter. Tanpa alat pengamanan apapun. Cuma senter untuk penerangan. Tidak memikirkan resiko bahaya apapun. Dengan mempertimbangkan, yang masuk saja pada keluar lagi, berarti aman.

Setelah masuk seperti sumur, di dalamnya luas sekali. Tapi sebelum masuk ke ruangan yang luas, melewati lorong sempit dengan jalan jongkok.
Menakjubkan. Di dalam ruangan yang luas itu seluruhnya terdiri dari bebatuan yang seperti kaca. Di langit-langit banyak sekali menonjol ke bawah. Yang di lantai, batu-batuan menonjol ke atas. Barulah setelah agak besar, saya tau itu adalah stalagtit dan stalagmit. Tapi batunya bening seperti kaca.

Sekitar dua atau tiga tahun lalu, saya ingin masuk lagi. Ternyata lubang sumur itu sudah hilang. Menjadi kawah besar, bekas galian yang keliatan besar-besaran juga. Eksploitasi bahan tambang batu kaca, yang sekarang sudah habis. Mungkin masih ada, tapi tidak terjangkau. Dan batu kaca stalagmit stalagtit itu, barangkali yang pamungkas.

Hilang sudah tempat bermain saya waktu kecil, ruangan luas di bawah tanah dengan stalagmit stalagtit batu kaca yang sangat indah.
Sebenarnya masih banyak penggantinya, tempat main bawah tanah. Bahkan hanya sekitar 300 meter dari rumah saya. Tapi masuknya curam. Saya takut. Padahal banyak juga yang pernah masuk dan bisa keluar, bercerita: lobang di bawah bukit itu di dalamnya adalah telaga bawah tanah yang sangat-sangat luas.

Lalu dimana uraniumnya? Hehe... Memangnya uranium itu batu. Atau lewat satelit, bisa mendeteksi bahan uranium?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline