Lihat ke Halaman Asli

Arief Ikhsanudin

Tukang Ketik

Batak Bersatu, Film Agak Laen Tembus 8 Juta Penonton

Diperbarui: 2 Maret 2024   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film Agak Laen yang disutradarai oleh Muhadkly Acho sedang menjadi pembicaraan. Hari ini, film yang diproduseri oleh Ernest Prakasa, dan Dipa Andika Nurprasetyo itu telah tembus delapan juta, dan akan terus bertambah.

Film itu pun menjadi film komedi terlaris mengalahkan Warkop Reborn 1 dengan 6,8 juta penonton. Agak Laen hanya kalah dari film horor KKN Desa Penari dengan 10 juta penonton.

Film ini dibintangi oleh Grup Podcast Agak Laen yang berisi 'Anak Medan' di perantauan. Mereka adalah Boris Bokir, Bene Dion, Indra Jegel, dan Oki Rengga. 

Boris 'Bokir' Manullang, dan Bene 'Dion' Dionysius Rajagukguk adalah orang Batak. Indra 'Jegel' Gunawan adalah orang keturunan Melayu dari Binjai. Sedangkan Oki Rengga adalah keturunan Jawa yang besar di Medan, pernah menjadi pemain PSMS.


Podcast empat sekawan Agak Laen memang identik dengan Batak atau 'Anak Medan.' Podcast dengan judul Abang Adek, mengundang orang atau keturunan Batak yang merantau, khususnya di Jakarta. Mereka pun menyebut fans mereka adalah Pasukan Bermarga dan Tak Bermarga. 

Menurut saya, film Agak Laen ini menyasar masyarakat, atau keturunan Batak. Namun, di luar ekspektasi dari sutradara, produser, dan pemain, penonton tembus lebih dari tujuh juta. Empat sekawan itu pun harus menjadi manusia emas dan silver karena nazarnya. 

Di luar soal unsur komedi di dalam film yang sangat bagus, kesuksesan film ini bisa menggambarkan bagaimana solidaritas masyarakat Batak, dan penerimaan suku lain terhadap orang Batak, yang merupakan mayoritas suku di Sumatera Utara (Sumut). 

Kesuksesan Film Ngeri-ngeri Sedap

Bagi yang mengikuti Podcast Agak Laen tahu bahwa sebelum film Agak Laen, pernah muncul film Ngeri-ngeri Sedap (2022) yang disutradarai oleh Bene Dion. Boris Bokir, dan Indra Jegel bermain di film tersebut. Mereka berperan sebagai adik kakak, Boris menjadi Domu, sementara Indra Jegel menjadi, Sahat.

Film itu menceritakan orang tua di Sumut, yang rindu terhadap anak-anak nya yang merantau. Tapi, Bapak atau Pak Domu, yang diperankan oleh Arswendy Bening Swara, tak menerima jalan hidup yang dipilih oleh tiga anaknya yang merantau. 

Film ini sangat kental dengan nuansa Batak. Kultur dan keseharian masyarakat Batak diperlihatkan di film tersebut. Syuting film tersebut pun dilakukan di Sumut. Beberapa bagian di film bahkan menggunakan bahasa Batak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline