Lihat ke Halaman Asli

TKI/WNI Semangat Meningkatkan Sumber Daya Manusia

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tanggal 15.07.2012 Kegiatan Berbagi kembali diadakan di Bangunan Serbaguna KJRI di Johor Bahru Malaysia, kali ini Mahasiswa Universitas Terbuka Indonesia - Batam Kelompok Belajar Johor bersama Warga Negara Indonesia belajar secara Teknik penggunaan Kamera DSLR Nikon D5100. Kegiatan ini di isi oleh Bp Imam Much Ibnu SubrotoBp. Arief Marwanto, & Bp Munawar Riyadi salah satu Dosen dan Mahasiswa dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Mereka adalah sebagian Putra Bangsa Indonesia yang peduli WNI dan rela memluangkan waktunya untuk berbagi pengalaman bersama Tenaga Kerja Indonesia yangada di Johor Bahru, tentunya apresiasi kami yang sangat mendalam, semoga ilmu yang diberikan mendapat balasan yang baik dan tentunya bermanfaat untuk kami dimasa mendatang.

Dalam Pelatihan ini, bermacam hal yang kami dapatkan pada saat itu, selain dari Teknik Dasar Cara Memotret peserta juga diterangkan teori prinsip kerja kamera DSLR.

Tanggal 15.07.2012 Kegiatan Berbagi kembali diadakan di Bangunan Serbaguna KJRI di Johor Bahru Malaysia, kali ini kami belajar secara Teknik penggunaan Kamera DSLR Nikon D5100. Kegiatan ini di isi oleh Bp Imam Much Ibnu SubrotoBp. Arief Marwanto, & Bp Munawar Riyadi salah satu Dosen dan Mahasiswa dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Mereka adalah sebagian Putra Bangsa Indonesia yang peduli WNI dan rela memluangkan waktunya untuk berbagi pengalaman bersama Tenaga Kerja Indonesia yangada di Johor Bahru, tentunya apresiasi kami yang sangat mendalam, semoga ilmu yang diberikan mendapat balasan yang baik dan tentunya bermanfaat untuk kami dimasa mendatang.

Bermacam hal yang kami dapatkan pada saat itu, selain dari Teknik Dasar Cara Memotret peserta juga diterangkan teori prinsip kerja kamera DSLR.

Bagian-bagian Kamera dan Prinsip Kerja

Cahaya yang masuk, setelah melewati jajaran lensa (1) akan dipantulkan oleh cermin yang dipasang pada posisi kemiringan 45 derajat (2) dan diproyeksikan ke matte focusing screen (5). Melalui condensing lens (6) dan pantulan di dalam pentaprism (7), gambar objek kemudian diteruskan ke lensa mata manusia (8). Ketika kita menekan tombol shutter (bidik) maka cermin (2) akan melipat ke arah panah, focal plane shutter (3) membuka dan kemudian gambar akan ditangkap oleh sensor (4) dan diteruskan ke prosesor gambar kemudian disimpan di media penyimpanan (MMC dan sebagainya). Sedangkan pada kamera digital biasa, kita bisa melihat objek yang akan dibidik melalui LCD monitor. Apa yang akan didapat belum tentu sama dengan apa yang kita lihat melalui LCD tersebut.

Penyampaian Materi oleh Pelatih Ada beberapa teori yang di dapatkan penulis pada pelatihan tersebut, yang mana hal ini harus kita ketahui, yaitu :

Kamera SLR Kamera SLR ( Single Lens Reflex ) atau D-SLR ( Digital ) merupakan kamera dengan jendela bidik ( viewfinder ) yang memberikan gambar sesuai dengan sudut pandang lensa melalui pantulan cermin yang terletak di belakang lensa. Pada umumnya kamera biasa memiliki tampilan dari jendela bidik yang berbeda dengan sudut pandang lensa karena jendela bidik tidak berada segaris dengan sudut pandang lensa. Seperti dibahas terdahulu, fotgrafi berkaitan erat dengan cahaya, maka kamera berfungsi untuk mengatur cahaya yang ditangkap image sensor ( sensor gambar pada kamera digital atau film pada kamera konvensional ). Untuk mengatur cahaya, terdapat 2 hal mendasar dalam kamera, yakni Shutter Speed ( Kecepatan Rana ) dan Aperture ( Diafragma ). Shutter Speed Shutter speed atau kecepatan rana merupakan kecepatan terbukanya jendela kamera sehingga cahaya dapat masuk ke dalam image sensor. Satuan daripada shutter speed adalah detik, dan sangat tergantung dengan keadaan cahaya saat pemotretan. Semisal cahaya terang pada siang hari, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih cepat, semisal 1/500 detik. Sedangkan untuk malam hari yang cahayanya lebih sedikit, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih lama, semisal 1/5 detik. Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa foto pada malam hari cenderung buram, bahwa shutter speed yang lebih lambat memungkinkan pergerakan kamera akibat getaran tangan Aperture Aperture atau diafragma merupakan istilah untuk bukaan lensa. Apabila diibaratkan sebagai jendela, maka diafragma adalah kiray / gordyn yang dapat dibuka atau ditutup untuk menyesuaikan banyaknya cahaya yang masuk. Pada kamera aperture dilambangkan dengan huruf F dan dengan satuan sebagai berikut: f/1.2 f/1.4 f/1.8 f/2.0 f/2.8 f/3.5 f/4.0 dst… Semakin kecil angka satuan maka akan semakin besar bukaan lensa ( f/1.4 lebih besar bukaannya dibandingkan dengan f/4.0 ). Jadi, korelasi antara shutter speed dan aperture adalah bahwa semakin besar bukaan lensa, maka shutter speed akan semakin cepat, sebaliknya semakin kecil bukaan lensa, maka shutter speed akan semakin melambat.

Berikut Hasil Praktek pada saat pelatihan Tersebut:

Hasil Kamera Nikon D5100

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline