Bantul (MTsN 1 Bantul) -- Instansi pendidikan jenjang SMP/MTs merupakan lanjutan pembelajaran dari jenjang SD/MI, dimana memiliki perbedaan mencolok terutama dari segi guru dan model pembelajarannya. Jenjang SD/MI hanya memiliki guru kelas sekaligus wali kelasnya yang mengajar semua mata pelajaran yang dibantu guru agama dan guru olah raga, sedangkan di jenjang SMP/MTs terdapat guru mata pelajaran sesuai bidang studi, guru wali kelas, dan juga guru Bimbingan Konseling (BK).
Sinergi pelaksanaan guru di SMP/MTs harus menjalankan tugas sesuai tupoksi masing-masing sehingga dapat membantu anak dalam mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan capaian pembelajaran yang harus mereka kuasai. Lingkungan pembelajaran yang berbeda di jenjang SMP/MTs karena siswa yang lebih banyak jumlahnya dan berasal dari latar belakang yang bervariasi sehingga terkadang memberikan permasalahan bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran di sekolah/madrasah. Disinilah peran guru BK sebagai konselor dalam menyelesaikan berbagai permasalah yang dialami oleh siswa.
Latar belakang keluarga terkadang memberikan permasalahan bagi siswa saat pembelajaran di madrasah, misalnya berasal dari keluarga yang orang tuanya sudah terpisah dan siswa ikut salah satu orang tua. Ini akan bisa diselesaikan jika BK berkoordinasi dan konsultasi langsung dengan orang tua selain kunjungan rumah (home visit).
"Kami undang orang tua datang ke madrasah, untuk menggali informasi yang sekiranya sebagai data tambahan dalam penyelesaian masalah siswa." terang Sri Murwanti guru BK kelas 7 saat konsultasi bersama orang tua pada Jumat (27/09/2024) di ruang BK. Setiap siswa memiliki buku catatan sendiri, terkait perkembangan siswa termasuk berbagai permasalahan yang ada dan orang tua wajib mengetahuinya.
BK memiliki tugas sebagai fasilitator dan konselor terhadap semua perkembangan siswa, termasuk permasalahan yang dihadapinya. Dengan koordinasi bersama orang tua, maka semakin memudahkan dalam penyelesaian karena terkadang banyak informasi yang belum diketahui baik oleh BK maupun oleh orang tua sehingga penyelesaian permasalahan terkadang berjalan sendiri-sendiri dan tidak terjadi sinergi.
"Kami senang sekali bisa berkonsultasi dengan BK. Terkadang anak saya tidak mau bercerita permasalahan yang dia hadapi di madrasah. Semoga penanganannya bisa cepat terselesaikan." ujar Sarti Ningsi orang tua salah satu siswa saat berkonsultasi. Koordinasi madrasah dengan orang tua melalui BK merupakan hal yang harus diangun terus selama siswa bersekolah karena mereka akan melalui tahapan perkembangan yang berbeda seiring usianya bertambah. (MUR)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H