Bantul (MTsN 1 Bantul) -- Sains atau Ilmu Penge
tahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi momok bagi siswa. Hal ini terlihat dari pencapaian nilai asesmen yang masih rendah dan menjadi fenomena umum di berbagai sekolah, tak terkecuali di jenjang SMP/MTs. Kurikulum merdeka saat ini sebenarnya sebagai jawaban agar semua siswa sebagai peserta didik bebas mencari sumber belajar agar lebih mudah memahami pembelajaran yang akan dilaksanakan, dengan menerapkan berbagai metode dan strategi pembelajaran. Salah satunya melalui pendekatan saintifik dan metode praktikum.IPA dengan objek pembelajaran dari alam, bisa disimulasikan dengan ruang lingkup kecil yaitu di laboratorium. "Pengukuran merupakan kegiatan yang sering ditemui pada keseharian hidup. Siswa harus bisa mempraktekkan sendiri di laboratorium dengan alat yang telah tersedia." ujar Arief guru IPA kelas 7 saat jadi fasilitator praktikum pengukuran bertempat di laboratorum IPA pada Rabu (07/08/2024). Kemudian Arief menerangkan bahwa zaman semakin canggih dan serba digital sehingga siswa banyak tidak mengetahui dan memahami prinsip dasar pengukuran, seperti pengukuran volume, massa, waktu, panjang dan suhu.
MTsN 1 Bantul memiliki laboratorium IPA yang representatif di jenjangnya dengan berbagai alat dan bahan praktikum lengkap, sehingga tak jarang menjadi tempat dan referensi MTs lain. Terlihat siswa antusias dan asyik melaksanakan praktikum dalam beberapa kelompok praktik.
"Ternyata selama ini konsep pengukuran saya masih salah. Banyak alat praktikum yang baru saya temui, dan cukup mudah untuk digunakan." kata Sahla siswa kelas 7E dengan semangat saat melaksanakan praktikum. Kelas 7 merupakan kelas awal pengenalan sains sehingga banyak praktikum baik di alam maupun di laboratorium yang akan dilaksanakan oleh siswa. (ARF)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H