Lihat ke Halaman Asli

Belajar dari Katno, Belajar Jadi Kaya

Diperbarui: 3 Juli 2020   23:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baso dan tahu baso yang siap dikemas dan dijual, dalam salah satu postingannya. Dokumen pribadi.

Namanya Sukatno, seorang perantauan dari Ngawi , Jawa Timur. Meniti karir di kota Jakarta.  Selama ini bekerja  sebagai surveyor sebuah perusahaan riset pemasaran.  Tugasnya keliling kampung, mengetuk pintu demi pintu rumah warga untuk  diwawancara, diminta pendapatnya  tentang  suatu produk atau gossip yang beredar saat ini, atau entah apa saja.

Kadang juga sampai keluar kota dia bertugas. Jakarta, Bogor, Sukabumi bahkan Garut. Sudah cukup lama bekerja dan mampu bertahan di ganasnya ibukota sampai mampu  menikah dan mencicil sebuah rumah di bilangan Cileungsi Bogor.

Pada suatu hari mampir ke rumahku. Melihat untaian teh  dan sirop  sachetan yang menggantung di stang dan badan sepedaku yang terparkir di ruang tamu. Maklum rumah kecil di Jakarta yang sempit.

"Itu apa mas?  Dagang ya?"

"Es teh? Mau aku bikinin? Gratis buat kamu mah."

"Loh,  Bos kok dagang recehan?"

"Namanya hidup No, iseng-iseng berhadiah. Setiap kesempatan musti dicoba. Apalagi di lingkungan yang padat begini, anak-anak banyak. Di saat libur atau siang panas mereka pasti cari jajanan murah. Seribu perak sudah dapat minuman es dingin dan segar. Saya  juga jual es lilin buat variasi kalau mereka bosen dengan es sachetan"

"Iya yah. Cuman disimpen di sepeda gitu saja sudah ada yang beli.  Gak perlu tempat gede"

Lama tidak terdengar kabar darinya, sampai ketika melihat postingan dia jualan es the sachetan juga. Pokoknya jajanan anak-anak dia jual. Ketika kutanya "Dagang 'No?

"Iya, kan ikutin bos." Katanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline