Hampir semua orang bergantung pada gaji. Asap dapur dan mati hidupnya mereka berasal dari honor yang harus mereka dapatkan dari kerja yang dilakukan setiap hari. Kemarin, Endah Setia Dewi, anggota DPRD DKI Jakarta dari fraksi Gerindra mempertanyakan kinerja pemerintah DKI Jakarta.
"sudah 10 bulan honor jumantik, guru ngaji dan marbot belum dibayar Pemprov. Kasihan Mereka . Padahal honor yang diterima tidak seberapa, tapi kenapa ditunda-tunda.??"
Hal ini terjadi saat Endah menggelar reses ke Kecamatan Tebet dan Mampang Prapatan. Jakarta Selatan.
Uang operasional petugas Jumantik Rp 700.000 perbulannya. Sedangkan guru ngaji, marbot mendapatkan Rp 750.000 per 6 bulan.
Jakarta makin maju, pengeluaran hariannya makin besar. Jika dulu marbot berlomba-lomba pergi umroh, kini mereka harus berfikir ulang mencari sepiring nasi. Boro-boro pergi umroh , mikir makan hari ini aja bingung. Mungkin pemprov lupa, saking sibuknya menyelenggarakan Asian Games dan Asian Para Games.
Setidaknya kabar ini untuk mengingatkan kembali tentang kewajiban seorang yang memperkerjakan orang. Entah itu pembantu, honorer, ataupun jumantik. Ada hadis rosul yang mengatakan, berikanlah kepada pekerja upahnya sebelum keringatnya kering. Ada tambahannya lagi, diharamkan menunda pemberian gaji padahal mampu menunaikannya tepat waktu. Menunda penunaian kewajiban gaji pada pegawai padahal mampu termasuk kezholiman, ada dalam sabda nabi , HR.Bukhari no.2400 dan Muslim no. 1564.
Adalagi yang lebih seram.. orang yang menunda kewajiban , halal kehormatan dan pantas mendapat hukuman. HR.Abu Daud no. 3628.
Jakarta kaya, uang banyak . Satu tahun sudah Gubernur Anies Baswedan menjabat. Saya cuma berharap Jakarta lebih maju, manusiawi dan bahagia warganya. Semoga gaji cepet turun. Semua senang. Kewajibannya tuntas. Bahagia didapat.
Mudah-mudahan berita ini salah atau setidaknya hanya terjadi di wilayah tertentu saja. Tidak di seluruh wilayah di provinsi DKI Jakarta, karena saya lihat tidak ada gejolak di para jumantik , terutama jumantik yang sering datang mengecek kamar mandi saya. Semoga warga Jakarta bukan ayam yang mati di lumbung padi. Atau kah Jakarta sedang kismin.. ah tidak mungkin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H