Lihat ke Halaman Asli

Tidak Semua Suka Film "Game of Thrones"

Diperbarui: 15 Oktober 2018   10:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengisi hari tidak selalu dengan bekerja. Ada saatnya kita diam seharian dan menikmati hiburan. Menonton film salah satunya. Dan serial film yang saat ini ditonton dan ditunggu kisahnya adalah film Game of thrones. Pertama menonton serial movie Game of thrones saya terkejut. Setiap tokoh jagoan yang saya harapkan menang malah mati.  

Dihukum pancung di depan umum. anaknya yang perempuan yang akan dijadikan istri raja disuruh melotot menyaksikan hukumannya. Dibunuh di tengah pesta perkawinan, semua rombongan pengantin dibantai habis bahkan peliharaaannya pun dimatikan. Dibantai oleh anak buahnya sendiri di tengah malam dan masih banyak lagi.

Isi film di seri awal penuh dengan adegan kekerasan dan sex yang dipertontonkan dengan nyata. Sadis dan cabul. Bukan sebuah film untuk anak-anak rasanya. Dan jika masuk ke tv nasional akan penuh dengan sensor dan hujatan. Namun itu semua harga yang harus di bayar untuk sebuah hasil kreasi seni. Lambat laun adegan sex berkurang seiring bertambahnya umur dan seri filmnya.

Film yang menceritakan kejadian tragis dan seru di dunia khayalan ini sangat mengasyikkan. Selain menegangkan juga penuh ketidak pastian, kejutan demi kejutan terus tercipta, sampai akhirnya seri terakhir membuka itu semua.

Dalam film seri ini kita akan belajar watak seseorang yang berubah seiring waktu. Bagaimana karakter dan sifat seseorang itu tumbuh dan berkembang tidak dengan sendirinya. Bahwa setiap orang mempunyai jalannya hidup masing-masing. 

Kau mungkin hina dan ditimpuk orang sepanjang hari ini. namun selama kau masih hidup kau bisa membalasnya dengan senyum sambil berkata lihat saja nanti.

Hidup demikian berharga, namun hidup juga sangat rapuh.

Sepanjang tahun film ini di tunggu.  Tujuh tahun dan semuanya berlalu dengan cepat. Anak-anak yang diawal cerita terlihat mungil dan menggemaskan, sekarang terlihat garang dan menawan. Tumbuhnya karakter cerita seiring sejalan dengan dewasanya sang artis dan actor.

Tidak semua orang suka film ini. Film khayalan. Fiksi. Tentang kerajaan yang penuh dengan cerita darah dan pertempuran. Masih banyak yang lebih menyukai drama anak yang tertukar ataupun drama kehidupan lainnya. Itu Cuma masalah selera. Dongeng yang berat dongeng yang ringan sama saja tujuannya. 

Menghibur kita. Mengisi kehidupan kita dengan sesuatu. Daripada menangisi kesialan ditinggal pacar ataupun membuat hoax yang mencerahkan setidaknya masih banyak hal yang bisa kita lakukan. Nyinyir dan apresiasi adalah soal pilihan.  

Entah cerita Mahabrata ataupun Avenger, mau cerita Gatotkaca maupun srimulat , suka cerita Nabi yusuf dan saudaranya juga monggo, yang jelas bagi seorang penggemar, fans, ketika bertemu dengan seseorang yang satu hobi , satu pikiran rasanya tetap menakjubkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline