Lihat ke Halaman Asli

Bedanya Lebaran Madiun dan Jakarta

Diperbarui: 16 Juni 2018   00:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

syukuran lebaran di madiun dengan menyajikan nasi kuning di halamam mesjid untuk dinikmati warga (Dokumentasi Pribadi)

Ramadhan udah usai, lebaran pun tiba. Bagi saya yang Alhamdulillah sudah pernah menikmati suasana lebaran di tempat berbeda akhirnya bisa melihat perbedaannya itu.

Lebaran dan ketupat ternyata hanya ada di jawa bagian barat. Selama ini saya berfikir ketupat lebaran itu ada dan dinikmati setiap awal lebaran, 1 syawal , di seluruh Indonesia. Ternyata tidak karena  di wilayah jawa tengah,  timur sampai wilayah lain di Indonesia hal ini tidak berlaku. 

Ketupat lebaran tidak disajikan saat 1 syawal karena dia mempunyai  acara tersendiri yaitu  di hari ketujuh di bulan syawal ini. Namanya lebaran ketupat atau syawalan.

Itulah masalah kita. Selalu menganggap kebiasaan yang kita lakukan adalah sama juga dengan kebiasaaan orang lain. Katak  dalam tempurung. 

Jika silaturahmi di betawi dan kota-kota di wilayah jawa bagian barat biasanya dilakukan pagi hari. Yaitu setelah shalat ied. Dimana setiap muslim melakukan open house. 

Mengunjungi tetangganya untuk silaturahmi dan berlebaran. Maka di jawa bagian timur acara open house dilaksanakan malam hari. Yaitu setelah magrib. Sampai malam hari. Mereka berkeliling kampung saling mengunjunginya tetangganya dan kerabatnya.

Kenapa bisa begitu? Di kota  Madiun contohnya. Setelah shalat ied mereka mengadakan selametan nasi kuning di mesjid kampung mereka.

Setelah ini mereka pulang ke rumah masing-masing untuk sungkeman di dalam keluarga inti dalam satu rumah mereka. Keluarga inti  ini meliputi ayah, ibu, anak, kakek, nenek, cucu. Jika acara ini selesai maka acara selanjutnya adalah ke makam keluarga yang terletak di pinggiran desa atau tempat pemakaman  umum lainnya. 

Mereka menabur bunga dan membacakan alfatihah untuk yang ada disana. Maknanya mengirim doa dan mengunjungi keluarga yang sudah pergi mendahului mereka. Untuk acara ini tentunya mereka harus belanja kembang danair mawar di tempat lain, pasar Djoyo misalnya.  

Setelah dari sini  biasanya acara selanjutnya adalah pulang ke rumah. Untuk tidur siang. Atau mengunjungi tetangga untuk silaturahmi.  Tetapi mayoritas mereka adalah melakukan  istirahat di rumah masing-masing. Hal ini dikarenakan mereka telah begadang semalam suntuk melakukan takbiran di mesjid. 

Sehingga wajar lelah dan perlu beristirahat.  Sehingga saat lebaran disini  suasananya malah sangat-sangat sepi. Tidak ada orang bekerja atau berada di luar. Semua beristirahat. Tidur siang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline