Lihat ke Halaman Asli

Sesungguhnya Pemberian Hadiah Bisa Melenyapkan Kedengkian

Diperbarui: 11 Juni 2018   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pribadi

Beberapa hari lagi kita merayakan idul fitri. Lebaran kata orang betawi mah. Munggahan kata orang sunda. Perkenankan saya mengucapakn "tagqaballahu minna wa minkum shiyamana wa syiyamakum" semoga allah swt menerima amal ibadah kita semua. Amin. Amin.

Di Indonesia berlebaran tanpa salam tempel saat berkunjung dan dikunjungi akan terasa kurang. Memberikan amplop berisi uang untuk para sesepuh kita. Memberikan lembaran uang kertas baru kepada anak-anak kecil usia 6 sampai 12 tahun , entah itu anak sepupu dan atau anak tetangga.

Kita mencium tangan mereka yang lebih tua, anak-anak mencium tangan kita. Sebuah bentuk penghormatan kepada yang dituakan. Darimana kebiasaan ini berasal. Jelas bukan budaya arab. Ini budaya cina. Terus memang kenapa? Apakah itu haram? Tentunya tidak. Walisanga menyebarkan islam jaman dulu lewat wayang. Dan itu bukan budaya arab. Apakah itu haram. Tentunya tidak.

Inilah uniknya Indonesia. Banyak di kita yang tertepar budaya hitam putih. Budaya halal haram. Mereka tidak mau tahu bahwa ada wilayah berwarna abu-abu dan pelangi. Hidup itu bukan sekedar mati dan hidup. Ada merah, kuning coklat. Ada sesuatu yang lain ketika menjalani hidup tidak sekedar hitam putih, dan itulah sebenarnya yang lebih bermakna.

Salam tempel diperkenalkan oleh cina sebagai perwujudan rasa syukur dan hormat kepada orang yang dituakan dan anak-anak. Kita mengadopsinya saat lebaran. Syarat memberikan salam tempel adalah jika mampu, jika sudah mapan. Kalau belum mampu , belum mapan, belum menikah tidak wajib. Makin kaya tentunya makin besar salam tempelnya.

Dalam menerima salam tempel tidak ada kewajiban mencium tangan si pemberi. Salaman ambil uang langsung pergi juga tidak masalah. Tidak dilarang. Saat lebaran adalah saat suka cita. Saat berbagi kebahagiaan. Dan itulah poin utama salam tempel. Tidak boleh ada yang sedih di hari raya Idul fitri.

Dan ini beberapa tips saat akan melakukan salam tempel

  • Jangan memaksakan diri dengan berhutang atau minjam sana-sini. Salam tempel hanya untuk yang mampu saja.
  • Jangan menggunakan amplop merah nanti dianggap angpao cina
  •  Uang baru lebih nikmat, walaupun isinya Cuma Rp2000 an
  • Berilah serelanya, semampunya. Jangan maksain diri member Rp50.000 . dapat  pahala kagak bangkrut iya.
  • Tetapkan budget salam tempel. Apakah Rp200.000 atau Rp 1000.000 sehingga kita tenang dan yakin tidak boros dan tidak kurang. Kemudian diperkirakan jumlah anak yang akan datang. Baru ditukar uangnya jadi pecahan kecil.

Kita tahu uang dari salam tempel oleh anak-anak pasti digunakan untuk membeli keperluan sekolah. Muali baju, buku, sepatu, seragam dan lain-lain. Sehingga kita bisa membantu orangtua sang anak menyiapkan keperluan sekolah. Tidak perlu besar memberikan uang salam tempel. Karena berapapun yang diterima anak-anak, mereka akan tetap tersenyum senang. Mereka akan bahagia saat bertamu dan mendapatkan salam tempel. Dan kebahagian mereka merupakan kebahagiaan kita. Uang yang diberikan memang jatah mereka lewat kita.

Insya allah salam tempel halal. Karena ada hadis yang berkata "Sesungguhnya pemberian hadiah itu dapat melenyapkan kedengkian." Hadist Riwayat Tirmidzi dan Ahmad

Sumber Wikipedia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline