Lihat ke Halaman Asli

Mesjid sebagai Tempat Berteduh Musafir

Diperbarui: 20 Mei 2018   23:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mesjid agung Darussalam/dokumentasi pribadi

Saat  siang hari kita tahu benar suasananya. Setelah berjalan seharian mengukur jalan yang panas oleh asap dan matahari. Badan akan terasa pegal dan lelah. Maka  kita perlu sekali beristirahat dan tempat terbaik bagi hampir semua orang Indonesia adalah mesjid. Disana  tempat berteduh saat hujan. Tempat meluruskan kaki dan punggung.

Saat kaki kita dibasuh air ketika wudlu akan terasa benar lunturnya penat di kaki. Saat membasuh wajah kita dengan air terasa musnah semua kotoran yang nempel diwajah kita. Rasa ganteng dan segar merata di muka kita. Semua beban terasa terangkat begitu selesai wudlu. Dan kitapun siap melapor dan mengadu kepadaNya.

Beruntunglah kita mempunyai mesjid yang tersebar hampir di seluruh pelosok Indonesia. Ribuan masjid di Jakarta menjadi saksi bagaimana bermanfaatnya tempat ibadah ini. Bagi para petualang, pedagang dan mereka yang mencari Tuhan mesjid kita selalu terbuka.

Saat ini keuangan masyarakat kita sudah membaik. Mesjid-mesjidpun mulai dandan dan semakin cantik. Tinggal bagaimana usaha kita memakmurkan mesjid .

Semoga kedepan mesjid akan selalu membukakan pintunya bagi siapapun. Sehingga musafir dapat tenang dan aman berteduh sementara waktu di dalamnya. Sehingga hati kita akan selalu tertaut kepada mesjid. Dan syiar islam pun semakin luas. Islam yang melambangkan keteduhan dan kenyamanan. Bukan melambangka perang dan teroris.

Beberapa mesjid yang pernah saya singgahin di bumi Sulawesi

Mesjid raya watansoppeng

Penampakan mesjid agung darussalam sebelum renovasi.  Saat ini terlihat lebih megah dan cantik. Lokasinya di Lalabata, samping pepohonan yang dihinggapi ratusan kalong. penghuni khas soppeng.

Mesjid agung Darussalam saat ini/dokumentasi pribadi

Mesjid pertama luwu, mesjid Jami Bua

penulis duduk di pintu masuk mesjid yang kecil/dokumentasi pribadi

Mesjid ini dibangun abad ke-15 oleh musafir muslim yang pertama masuk ke Luwu. letaknya di desa Rigelang kecamatan Bua. Sekarang masuk wilayah kota Palopo. Mesjid ini tidak jauh berbeda dengan pertama dibangun. Kecil dengan kubah segi empat. Marmer putih dan cat putih melambangakan kesucian mesjid ini. didalamnya ada 3 susun tiang penyangga.

Awalnya mesjid ini dibangun menggunakan kayu dan atap rumbia, saat ini sudah memakai batu bata yang kokoh dan kuat. Namun untuk ukuran dan luasnya tidak berubah banyak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline