Lihat ke Halaman Asli

Cerita Pengalaman dan Tips Mendaftar Kartu Prakerja

Diperbarui: 16 April 2020   17:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laman dasbor situs Kartu Prakerja. | prakerja.go.id

Pemerintah resmi merilis pendaftaran kartu prakerja sejak tanggal 11 April 2020 yang lalu. Saya pun mencoba melakukan pendaftarannya kemarin pagi (13/4) melalui laptop.

Waktu pagi saya pilih karena lalu lintas situsnya sedang tidak terlalu tinggi. Tepatnya di bawah pukul 08.00. Melewati pukul 8, saya amati proses pemuatan situs (loading) mulai bertambah lama. Menandakan kalau jumlah pengguna pada waktu tersebut mulai mengalami peningkatan.

Pendaftaran dapat dilakukan melalui laman prakerja.go.id atau dengan mengakses tautan langsung di dashboard.prakerja.go.id/daftar. Setelah mengisikan alamat email dan kata sandi (password), situs akan langsung mengirimkan tautan konfirmasi ke email masing-masing. Jika tautan tersebut sudah diklik, barulah kamu dapat memasuki dasbor situs Kartu Prakerja.

Model pendaftaran semacam ini memang sudah sangat lumrah diterapkan pada berbagai platform digital hari ini. Kalangan milenial yang memiliki belasan akun media sosial tentu saja sudah amat familiar dan dapat melakukan konfirmasi email dengan mudah.

"Gelombang 2 dimulai sesudah peserta gelombang 1 ditetapkan dan ditutup Kamis minggu depannya lagi jam 16. Begitu seterusnya."

Namun bayangkan apabila yang mengakses situs ini adalah kalangan yang tidak cukup terbiasa dengan konten digital. Mereka sangat mungkin akan mengalami kesulitan. Padahal kartu prakerja semestinya bukan hanya ditujukan bagi kalangan native digital, bukan?

Setelah berhasil login, saya memasuki laman pendaftaran yang terdiri dari 3 tahapan.

Tahap pertama adalah tahap verifikasi KTP. Pada laman ini saya cukup memasukkan nomor KTP beserta tanggal lahir sesuai yang tertera pada KTP.

Adapun pada tahap kedua, barulah saya diminta untuk memasukkan data diri secara lengkap. Mulai dari nama lengkap, jenis kelamin, pendidikan terakhir, status kebekerjaan, hingga alamat detil sesuai KTP.

Pada tahap kedua ini rupanya saya juga diminta untuk mengirimkan foto KTP dan swafoto (selfie) dengan KTP. Foto KTP saya memang sudah tersedia di laptop. Tapi foto selfie? Tidak sama sekali. Jadilah saya harus berfoto terlebih dahulu dengan penampilan yang rapi.

Beruntung saya mengakses situs ini menggunakan laptop. Karena laman tidak akan tertutup dan termuat ulang selagi saya sibuk menyiapkan foto. Andai saya mengakses menggunakan smartphone, bisa jadi laman tersebut harus ditutup sementara dan diimuat ulang selama membuka aplikasi Kamera atau Galeri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline