Lihat ke Halaman Asli

Lari Pagi di Komplek Tetangga, Kenapa Tidak?

Diperbarui: 16 Februari 2020   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Lari Pagi di Komplek Perumahan. Sumber foto: citramaja.com

Dua pekan lalu, salah seorang kawan saya membagikan rekam larinya lewat aplikasi Strava di story Instagram. Sontak saya membalas story tersebut dengan bertanya, "Kamu habis lari di mana?"

Pertanyaan saya ini tentu bukan sekadar basa-basi. Saya tahu persis kalau komplek perumahannya bukan komplek yang cukup ideal untuk lari pagi. Jalan berlubang dapat ditemui di banyak sisi. Belum lagi banyaknya kendaraan yang lewat sekedar untuk mencari jalan pintas.

Berlari di trek lari pun sepertinya tidak mungkin. Pasalnya, sebagai sesama warga Bekasi, saya tahu persis kalau jumlah trek lari di kota metropolitan ini belum begitu banyak. 

Yang terdekat dari wilayah tempat tinggal kami nampaknya hanya Stadion Patriot. Itu pun sudah memakan waktu 20 menit perjalanan menggunakan motor dari wilayah rumah kami.

"Udah, ikut gue aja lari minggu depan!" jawabnya singkat.

Maka berangkatlah saya ke rumahnya pada hari yang dijanjikan itu. Tak disangka, ia justru mengajak saya mengendarai motor dari rumahnya menuju tempat lari yang dimaksud.

Anehnya, ia justru mengarahkan motornya ke komplek tetangga. Dan hanya dengan berbekal senyum tipis, ia berhasil mendapatkan restu dari satpam yang berjaga di gerbang depan! Alhasil kami berhasil masuk ke komplek yang rindang dan sepi itu.

Rupa-rupanya kawan saya ini punya hobi lari pagi di komplek tetangga. Menurutnya, lari di komplek tetangga itu setidaknya memiliki 3 keunggulan sebagai berikut:

Pertama, komplek itu tidak dilalui kendaraan umum sama sekali. Hasilnya, tentu saja tidak akan ada gangguan berarti selama berlari. Jalanan pun relatif jauh lebih mulus dan terawat karena tidak mendapat beban yang berat setiap hari.

Kualitas udara di komplek semacam ini pun bisa dikatakan masih sangat baik. Amat segar dan bersih tanpa debu yang berarti. Suatu fenomena yang amat jarang bisa saya temukan di Bekasi sejak 5 tahun terakhir.

Kedua, komplek ini sepi. Tentu saja para penghuninya tidak kemana-mana. Toh jajaran mobil milik mereka berbaris rapi di sisi kanan dan kiri jalan. Tetapi penghuni komplek yang memilih untuk lari pagi di lingkungannya sendiri ini bisa dihitung jari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline