Lihat ke Halaman Asli

Maaf Pak Jokowi, Belum Waktunya Biodiesel Dibanggakan

Diperbarui: 11 Januari 2020   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Jokowi. Sumber: Youtube CNBC Indonesia

Presiden Joko Widodo belum lama ini menghadiri perayaan HUT ke-47 PDI Perjuangan di Jakarta (10/1). Dalam pidato sambutannya, Presiden Jokowi memamerkan pertumbuhan ekonomi RI pada tahun 2019 yang masih tumbuh di atas 5%. Presiden juga memamerkan penurunan tingkat kemiskinan dan rasio gini yang masing-masing sebesar 1,59% dan 0,03.

Sayangnya hal-hal tersebut sama sekali tidak menarik perhatian saya.

Yang lebih menarik bagi saya dalam pidato presiden kemarin itu ialah paparan singkat Presiden terkait biodiesel. Dengan bangganya, beliau berkata "Dengan mengolah CPO menjadi biodiesel B30, kita menghemat kurang lebih Rp 110 T per tahun!"

Sontak tepuk tangan hadirin riuh menyesaki ruangan. Nampaknya mereka hendak mengapresiasi "cara pintar" Presiden dan jajarannya dalam menghadapi perang dagang dengan Uni Eropa itu.

Namun apabila saya menjadi salah satu hadirin malam itu, saya tidak akan bertepuk tangan.

Pasalnya apa yang dibanggakan oleh Presiden Jokowi malam kemarin adalah logika industri sederhana. Bahwa dengan melakukan hilirisasi industri, kita bisa mendapatkan profit yang lebih tinggi. Konsekuensinya, harga jual produk bisa diturunkan dan terjadilah penghematan.

Tidak perlu juga kiranya Presiden membanggakan pabrik biodiesel Indonesia hari ini. Kapasitasnya memang terus bertambah. Apalagi beberapa pabrik baru di Kalimantan dan Sumatera sudah hampir jadi dengan pemain industri yang baru.

Akan tetapi proses produksinya masih menggunakan teknologi yang terbilang konvensional dalam dunia biodiesel. Teknologinya masih sama dengan yang digunakan oleh Brazil ketika memulai industri biodiesel pada tahun 2005.

Lantas mungkinkah industri biodiesel Indonesia bisa mengejar ketertinggalan hingga berubah menjadi industri biodiesel kebanggaan Asia, bahkan dunia?

Jawabannya, sangat mungkin! Syaratnya adalah meneruskan proses yang sudah dilakukan hari ini yakni hilirisasi. Jangan berhenti pada produksi B30-B100. Teruskan dengan melakukan diversifikasi pada hilir industri olahan CPO ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline