Sragen (5/8/2023) - Desa Karangasem, sebuah desa yang kaya akan budaya dan tradisi, mempunyai harta karun yang belum sepenuhnya diungkap kepada masyarakat luas. Meskipun minim informasi terkait kebudayaannya sendiri, nyatanya desa ini menyimpan beragam aspek budaya yang patut untuk diinformasikan kepada seluruh masyarakat.
Artikel ini bertujuan untuk menggali potensi budaya yang ada di Desa Karangasem, dimana mahasiswa yang bernama Arief Achmad dan Salma dari Universitas Diponegoro menciptakan Peta Kebudayaan dari program mereka yang bernama cultural mapping : Karangasem dalam Budaya (KABUD) yang akan menghubungkan masyarakat dengan warisan budaya yang kaya dan beragam di Desa Karangasem.
Pelaksanaan dari program kerja "KABUD" atau Karangasem dalam Budaya ini dilakukan dengan melakukan serangkaian pemetaan dan survei lapangan yang berlangsung kurang lebih selama dua minggu. Arief Achmad bersama Salma melakukan pemetaan daerah Desa Karangasem mencakup budaya-budaya di desa, fasilitas umum yang terdapat pada desa, serta mengidentifikasi batas-batas kebayanan yang tersebar di Desa Karangasem ini. Adapun terdapat enam Kebayanan yang terdapat di Desa Karangasem ini, antara lain Kebayanan Geneng, Sawit, Dukuh, Mojoroto, Pijinan dan Plosokerep.
Adapun tujuan dari dibuatnya peta ini antara lain menyatukan Peta Administrasi dan Peta Kebudayaan yang ada di Desa Karangasem ini. Hal ini beranjak dari Arief Achmad yang mengetahui bahwa di Desa Karangasem ini belum adanya Peta Administrasi yang seharusnya tiap desa memiliki peta tersebut sebagai acuan awal yang setidaknya terpampang di Balai Desa untuk memberi gambaran umum mengenai luasan Desa Karangasem. Kebudayaan sendiri diinisiasikan oleh Salma untuk memperlihatkan budaya-budaya yang belum terlihat ke permukaan, sehingga dengan adanya peta ini dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat.
Adapun budaya-budaya yang kami dapatkan antara lain terdapat 5 makam, 15 sumur tua, serta 1 punden yaitu Punden Mbah Migit yang terletak di Kebayanan Dukuh. Dalam program "KABUD" atau cultural mapping ini juga menampilkan kebudayaan-kebudayaan tak benda yang ada di masyarakat Desa Karangasem seperti tradisi dekah bumi, selapanan, suranan dan peringatan kematian.
Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pemasukan lokasi atau titik kordinat kedalam peta Desa Karangasem dengan tambahan legenda kebudayaan. Adapun kembali kepada tujuan awal bahwa dengan adanya Peta Kebudayaan di Desa Karangasem ini diharapkan dapat mengangkat kebudayaan-kebudayaan yang telah ada di desa sejak lama, namun karena minimnya informasi membuat kebudayaan tersebut belum diketahui oleh kalangan masyarakat luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H