Lihat ke Halaman Asli

“Karya Kami Keluar dari Trend” Identitas Exhibiton

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1300093333795248010

[caption id="attachment_94376" align="alignleft" width="640" caption="4 perupa pada pameran "][/caption] Satu lagi pameran seni rupa yang menjadi ajang tetap buat ruang rupa Bentara Budaya Regional Yogyakarta, di gelar pada tanggal 15 s/d 22 maret mendatang,rencananya akan dibuka oleh Dra.Dyan Anggraini pada pukul 19.30 wib. Identitas merupakan tajuk pameran yang disepakati bersama diantara 4 perupa,Didik Widiyanto,FX.Nanang,IB.Punia,L.Fairuzh/Boi yang tergabung pada kelompok Seni Rupa JOPAJAPU,sebuah komunitas seni rupa yang terbentuk 22 Januari 2009 sebagai bentuk wadah pembelajaran diri atas eksistensi dalam aktifitas berkesenian. "kami hadir ditengah-tengah maraknya dunia seni rupa Indonesia dan diantara eksistensi kelompok-kelompok seni rupa lain yang sudah ada guna meng-ekspresikan, sekaligus mengapresiasikan karya-karya kami kepada masyarakat dan publik seni."kata nanang "Terlalu banyak konsep-konsep, wacana yang membanjiri pikiran, baik dari media informasi maupun iklan, pergeseran kebudayaan yang menyimpang dari jalurnya akibat akulturasi dengan budaya lain, hingga terjadi pergesekan tradisi dan budaya ditengah-tengah masyarakat, termasuk seniman. Jelas bahwa modernitas telah membiaskan realita terhadap kemurnian budaya, dan mempengarui alam bawah sadar tiap orang. Kita hidup, seolah-olah dengan banyak cermin, sehingga apa yang ingin dan kita lihatpun menjadi ambigu identitas. Fokus dari pikiran terpecah-pecah."kata Nanang Ketika disinggung mengenai pemilihan tempat pameran di Bentara Budaya,tidak pada galeri khusus,ada jawaban yang menarik dari mereka,"mereka para pemilik galeri "Komersil" kurang respect dengan karya-karya kita yang mungkin dianggapnya diluar trend,akhirnya ada ketakutan untuk tidak "laku",tentu saja ini diluar bidikan mereka."kata nanang "Dimana lagi ada ketenangan berfikir, jika setiap detiknya, pikiran kita dicuci oleh kepentingan komersil. Otak bawah sadar kita telah sarat dengan kepadatan gosip, kekerasan SARA, kriminalitas, iklan, unjuk gigi politisi dan tebar pesonanya, konsumsi racun dan zat adiktif, bahkan konsumsi trend video mesum baik dari kalangan elit hingga kalangan alit yang dapat saja menggeser pondasi sekaligus konstruksi spiritual manusia. Sementara Bpk.Hermanu selaku Ketua Bentara Budaya Yogyakarta menuturkan,"Pertama-tama kami salut atas semangat yang dimiliki kelompok Jopajapu ini, walaupun di tengah mengambangnya suasana seni rupa Indonesia saat ini yang ditengarai oleh sepinya pasar, mereka tetap bersemangat. Pasar bukanlah segalanya walaupun cukup penting bagi kemajuan seni rupa Indonesia. Dengan segala keterbatasannya mereka maju terus untuk menggelar karya-karya yang mereka siapkan sejak beberapa waktu yang lalu, bahkan karya-karya mereka bisa dikatakan berlebih, karena semangat mereka yang tinggi, sehingga kalaupun mereka menampilkan semua karyanya kami kira gedung Bentara ini tidak akan muat." "Pasar seni rupa boleh sepi, tetapi berkesenian harus jalan terus, semangat ini perlu kita pompakan kepada kita semua para pecinta seni rupa, jangan menyerah kepada keadaan, kita harus tetap kreatif dan berusaha semampu kita untuk tetap eksis. "kata Hermanu

1300093001187233661

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline