Lihat ke Halaman Asli

Tentang Pulau Merah, Tumpang Pitu dan Bupati Anas

Diperbarui: 6 September 2016   16:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo saat penelitian di Gunung Tumpang Pitu

Bismillah…

Saya sebagai putra daerah Banyuwangi merasa perlu ikut berkomentar terkait apa yang terjadi dengan Pulau Merah saat ini.  Atas izin Allah, dulu saya penilitian skripsi tentang translasi jejaring aktor di Gunung Tumpang Pitu. Jadi insya Allah dari perspektif akademik saya bisa memberikan sedikit gambaran tentang kegiatan penambangan Gunung Tumpang Pitu yang letaknya berdampingan dengan Pulau Merah. Insya Allah beberapa hari ke depan saya akan update status di FB tentang hal ini. Maklum bisanya kontribusi baru dalam hal ini,hhe. Kalau kita belum bisa melawan kekuasaan dengan kekuatan maka lawanlah dengan tulisan.

Potensi emas di Gunung Tumpang Pitu harus diakui sebagai salah satu potensi alam terbesar yang ada di Kabupaten Banyuwangi, Ya tentunya potensi ini untuk mengoptimalkannya butuh dana besar, resiko besar dan pastinya efek merusak alam yang juga besar. Dari sisi sejarah kegiatan penambangan di Gunung Tumpang Pitu sebenarnya sudah lumayan lama, tercatat ada kegiatan penyelidikan geologi sebagai berikut 

  • Kopergeg,1989, mencatat adanya indikasi kandungan emas di sekitar Gunung Rika dan Kali Mayang, Jember, Jawa Timur.
    • Van Bemmelen, 1949, melakukan penyelidikan regional di seluruh wilayah Indonesia termasuk di daerah penyelidikan pegunungan selatan Jawa Timur. 
    • Bellows, 1952, melakukan penelitian tentang batu gamping di daerah Puger, Jember, Jawa Timur.
    • Kennecott Exploration, 1970, melakukan pemetaan regional.
    • Aberfoyle, 1990, melakukan pemetaan regional. 
    • Departemen Pertambangan dan Energi, 1990-1995, melakukan pemetaan geologi, survey geokimia dan kemungkinan potensi mineral di daerah Jawa Timur.
    • Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, 2001, melakukan penelitian geologi di Kecamatan Pesanggaran dan Bangorejo 

Baru dilanjutkan pada tahapan selanjutnya ada beberapa perusahaan yang telah melakukan kegiatan eksplorasi sejak tahun 1991, rinciannya sebagai berikut :

  • PT Gamasinatara (Golden Eagle Indonesia) pada tahun 1991-1994
    • Hakman Metalindo Group pada tahun 1994-1997
    • Golden Valley Mines NL pada tahun 1997-1999
    • Placer Dome JV pada tahun 1999-2000

Kemudian dilanjutkan PT. Indo Multi Niaga (IMN) yang sepertinya lebih serius untuk melakukan kegiatan penambangan. Ya meskipun pada akhirnya tanpa ada alasan jelas di publik, ijin usaha pertambangan (IUP) dialilhkan ke PT. Bumi Sukesindo (BSI).

----------------------------

Pada saat saya penelitian dulu, yang memegang ijin usaha pertambangan (IUP) adalah PT. Indo Multi Niaga (IMN), perusahaan ini milik lokal, tidak banyak informasi siapa tokoh nasional di balik perusahaan ini, hanya pada saat saya melakukan studi referensi perusahaan ini berafiliasi ke perusahaan tambang internasional, Intrepidmines. Perusahaan ini berbasis di Australia, selain di Indonesia perusahaan ini juga memiliki tambang di Brasil. Lebih lengkapnya silahkan agan-agan sekalian searching sendiri nggeh,hhee.

Hanya saya mengakui bahwa senior project manager development pada saat itu, Bapak Adi Maryono, beliau sangat welcome dan berharap justeru masyarakat umum mengetahui aktivitas PT. IMN di Gunung Tumpang Pitu. Buktinya seperti pada photo yang telah saya share sebelumnya. Saya diberi akses untuk meninjau langsung aktivitas eksplorasi di Gunung Tumpang Pitu. 

Bagi orang awam seperti saya, membedakan aktivitas eksplorasi dan operasi produksi (istilah di UU No 4 tahun 2009 bukan eksploitasi tapi operasi produksi) gampangnya, eksplorasi itu hanya sekedar penelitian, tujuannya untuk memastikan seberapa besar kandungan emas dan mineral pengikut yang ada dalam Gunung Tumpang Pitu. Belum ada nilai ekonomis dalam kegiatan ini, jadi murni penelitian. 

Contoh kegiatannya, (bahasa orang awam karena saya bukan sarjana pertambangan) jadi PT. IMN menanam semacam pipa berukuran diameter sekitar kurang dari setengah meter ditanam ke dalam Gunung Tumpang Pitu sedalam ratusan meter. Dari situ nanti sampelnya dikirim ke pusat untuk diketahui ada berapa kandungan emas yang ada di situ. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline