Lihat ke Halaman Asli

Dicampur Jadi Racun

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1380855322843647266

Membaca kejatuhan solisalisme komunis maka pasti menemukan demokrasi yang menjadi biangnya. Saat awal demokrasi merecoki sosialisme lewat Prestorika dan Glasnost, argumennya untuk memperbaiki sosialisme dan mengembalikan soislisme sejati, tapi apa boleh lacur prestorika dan glasnost justru jadi belati tajam yang langsung menghujam ke jantung sosialisme komunis.. Prestorika yang katanya menata ulang ekonomi politik dan sosial budaya sosialisme, justru meretakkan pondasi ekonomi politik dan sosial budaya sosialisme.. Ekonomi menjadi terbuka dengan sistem pasar, tapi justru inflasi melambung tinggi. Politik lebih longgar, tapi justru menjadi hantaman telak bagi Partai Komunis. Sosial budaya terbebaskan, tapi menjadi serbuan kritik kepada pemrintah dan partai komunis, akhirnya Uni Soviet tercerai berai. Tapi dengan mempertahankan Sosialisme Komunis tak akan jauh lebih baik, stagnan menjadi iklim yang bertahan lama dibawah sosialisme komunis. ini karena ekonomi tertutup dan politik totalitarian yang mengekang rakyat. Hasilnya kestabilan ekonomi dicapai lewat intervensi pemerintah alias bangunan ekonomi semu. Sosialime dan Demokrasi sama-sama racun yang melemahkan kemanusiaan, ini real terjadi... Politik Ekonomi Islam satu-satunya yang memanusiakan, dengan politik real anti spekulasi. Kestabilan ekonomi dicapai lewat distribusi kekayaan yang merata. Ekonomi pasar terjamin bukan hanya karena distribusi bahan baku dan hasil produksi, tapi adanya kekuatan akidah Islam yang menjaga kepatuhan sang distributor agar tidak melenceng. Ini akan tercipta tentu bukan ditopang sendiri oleh Politik Ekonomi Islam, tapi tercipta karena ikut menopangnya tangan dari pendidikan Islam, hukum Islam, dan pemerintahan Islam. Salah satunya tidak ikut andil atau Islam ingin dicampurkan dengan demokrasi, maka nasib bangunan Islam tak akan jauh tragis layaknya keruntuhan sosialisme komunis. [Arief Shidiq]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline