Lihat ke Halaman Asli

Keunikan Huruf 'B' dan 'D' dalam Bahasa Bima (Habis)

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagi anda yang bisa membaca Al-Qur'an atau tulisan Arab, pasti mengerti bagaimana bunyi Hamzah (salah satu huruf dalam aksara Arab) mati dalam sebuah kata bahasa Arab. Atau sederhananya (bagi yang tidak bisa membaca tulisan Arab) seperti bunyi huruf 'K' mati pada kata KAKAK atau kata TIDAK.

Adapun yang saya maksud dengan hukum Hamzah Mati disini ialah, sebelum kita mengucapkan huruf B atau D diawal sebuah kata atau suku kata tertentu dalam bahasa Bima, seolah-olah terdapat sebuah huruf Hamzah mati yang harus kita ucapkan terlebih dahulu.

Inilah beberapa contoh kata atau suku kata yang sama (hanya dibedakan dengan penambahan tanda apostrof sebelum huruf B atau D) dalam bahasa Bima yang memiliki arti yang berbeda dalam Bahasa Indonesia:
~ Moda (Bima) = Hilang (Indonesia)m
~ Mo'da (Bima) = Mudah/Gampang (Indonesia).
~ To'ba (Bima) = Lempar (Indonesia).
~ Toba (Bima = Sebuah istilah atau ungkapan yang diucapkan untuk menggambarkan perasaan sang pengucap, ketika merasa takjub terhadap sesuatu yang membuat kesal atau sebaliknya senang. Biasa diucapkan secara tunggal/tersendiri, atau bisa menjadi awal dari sebuah kalimat yang menggambarkan perasaan si pengucap saat itu).

Sedangkan untuk sebuah kosa kata tertentu (yang terdiri dari dua huruf atau lebih).

Misalnya, untuk kata tanya; 'Be? = Mana?.

Arah; 'Da = Utara, 'Do = Selatan, 'Di = Barat.

Kata Benda; Ta'be = Wajan.

Kata Kerja; 'Boe = Pukul, Ka'do = Mengguncang/Menggoyang

Kata sifat; 'Daju = Malas, dan lain sebagainya.

Selain dari keunikan dalam pengucapan beberapa huruf di atas, keunikan lain yang masih terkait dengan budaya berbahasa dalam masyarakat Bima juga terdapat pada logat/aksen masyarakat Bima.

Dari 150 desa dan 38 kelurahan yang tersebar di Kabupaten dan Kota Bima, hampir semuanya memiliki logat/aksen desa masing-masing yang berbeda antara satu desa/kelurahan dengan desa/kelurahan yang lainnya. Meskipun desa/kelurahan itu berdekatan dan semua masyarakat menggunakan bahasa yang sama, yaitu Bahasa Bima.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline