"Pilih mana resep dari dokter spesialis atau resep dari kesepakatan orang sekampung?
Hahaha.... ini pertanyaan lagi-lagi terkait politik dan demokrasi, Dul?
Dul... Dul... rupanya negeri ini memang selalu asyik jadi perbincangan.
Tapi analogi itu rasanya terlalu dangkal, Dul !
Mungkin yang lebih cocok begini, Dul:
Ada sebuah keluarga yang terdiri dari seorang ayah dan sembilan orang anaknya.
Salah seorang anak dari keluarga ini sakit.
Lalu si Ayah membawa si Sakit ke dokter spesialis dan mendapatkan resep.
Kakak Tertua membawa si Sakit ke dukun, juga mendapat resep dan ajian-ajian.
Kakak Kedua membawa si Sakit ke MLM, juga mendapatkan resep suplemen herbal.
Mereka semua berkumpul mengadakan rapat untuk menentukan apakah resep dokter spesialis, resep dukun lengkap dengan ajian-ajiannya, atau resep suplemen herbal dari MLM, dengan mekanisme voting.
Ayah, Kakak Tertua dan Kakak Kedua semuanya berusaha dengan segala upaya untuk mempengaruhi anggota keluarga lainnya agar resepnya-lah yang digunakan untuk memnyembuhkan si Sakit.
Para anggota keluarga ini dengan segala kemampuan berpikir, pengalaman-pengalaman yang dimiliki, serta referensi-referensi masukan yang berhasil dicari, menentukan resep mana yang akan digunakan.
Saya kira begitu, Dul.
Demokrasi bukan hanya sekedar memilih Resep Dokter Spesialis atau Resep Dari Kesepakatan Orang Sekampung.
Salam bahagia, Dul.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H