Lihat ke Halaman Asli

Aksara Cinta untuk Nenk Aya

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Teruntuk : sosok yang menerima kelemahan hati

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalaamualaikum,Wr,Wb

Kukirimkan salam penuh rindu, salam untuk calon penghuni surga, salam suci sesuci air telaga kautsar yang jika direguk maka akan hilang dahaga selama-lamanya, salam kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa.

Nur,

Apa kabar kamu dikejauhan sana ? semoga allah selalu menjadikan siklus waktu sebagai penempaan untuk menjadikan kita manusia yang semakin baik dari detik ke detiknya, Semoga langit cerah masih bisa kau nikmati disana walau awan gelap terkadang silih berganti menghampiri… do’aku senantiasa mengiringi langkah dan kedipan matamu. Semoga allah selalu menjaga kita dari keburukan dunia dan akhirat, baik sebelum maupun sesudah allah menghadapkan kita dengan perasaan yang sama.

Beberapa tahun lalu ketika kita masih duduk di bangku sekolah dasar, tidak pernah terdetik bahwa saya akan di hadapkan oleh satu perasaan yang sama dengan kamu. 9-10 tahun yang lalu sudah berlalu dan sekarang saya menemukan kamu sudah jauh berbeda, sekarang kamu terlihat lebih cantik, baik, perhatian, mudah bersosialisasi dengan masyarakat sekitar, dan banyak kelebihan2 yang menjadikan saya cukup bersyukur bahkan untuk sekedar kenal dengan kamu, kamu adalah jawaban dari jutaan pertanyaan…

Terkadang, ada sesuatu hal yang tidak bisa dipahami oleh logika… itulah yang sekarang saya rasakan terhadap kamu, kamu cantik, berpenampilan menarik, mudah bergaul, menjadikan saya berpikir kalau kamu bisa dan mampu untuk mendapatkan apa yang kamu mau, tapi kenapa kamu menjatuhkan pilihan terhadap saya untuk memberi kesempatan mewarnai hari2 kamu. Padahal saya bukan siapa2, yang mungkin hanya akan menjadi bahan tawa dan cela manusia disekitar ketika mendengar pilihan kamu terhadap saya…

Seperlima abad sudah saya bernafas di hamparan bumi ini, dan saya tidak punya alasan untuk berbohong kalau kamu adalah yang terbaik yang menjadi warna warni dalam hidup saya… dan inilah suatu fase dalam hidup kita saat dimana pikiran, hati, kaki, tangan, dan jiwa kita disinggahi oleh cinta.

Kehadiran kamu adalah keistimewaan tersendiri buat saya, Allah mengirimkan kamu untuk menjadikan saya sebagai pribadi yang menuju ke arah perbaikan, Kamu mampu meneduhkan terik hari yang saya lalui, semoga semua ini hanya karena Allah SWT. Bukan semata karena saya menyayangi kamu, saya mencintai kamu karena agamamu, karena kamu mencintai Tuhan yang telah memberikan rasa cinta.

kamu telah banyak memberikan inspirasi buat saya, mau berbagi tentang membangun spiritual seperti apa yang diinginkan oleh pencipta kita, padahal kamu juga tau kalau saya masih sangat dangkal memahami agama saya dan kamu juga tau kalau untuk memimpin diri saya sendiri saja saya belum bisa apalagi harus memimpin kamu

Kamu mengerti apa yang saya pikirkan yang tidak dimengerti oleh orang lain, kamu tau cita-cita saya, kamu tau hal-hal apa yang saya inginkan, dan saya harap kamu lah yang membantu saya untuk mencapai apa yang saya harapkan nantinya.

“Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik”

Ayat itu lah yang membuat saya sadar, bahwa saya harus baik untuk mendapatkan wanita yang baik, maka untuk itulah sekarang saya sibuk untuk memperbaiki diri dari berbagai aspek terutama dalam hal spiritual, dengan benar-benar tidak mengurangi kesungguhan saya terhadap kamu, saya hanya ingin menyampaikan bahwa sesungguhnya hati saya memilih kamu, dan dengan keimanan dan kesadaran saya kembalikan lagi kepada maha pencipta, apa yang saya anggap terbaik mungkin bukan terbaik di mata allah, saat ini saya berharap kamu adalah yang terbaik menurut saya dan menurut Allah.

Sana’a, yemen. 2 april 2011

Arief Mulyawan Thoriq

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline