Jakarta sangat panas hari ini,........
Kawasan Tanah Abang, seperti biasa, semrawut dan macet. Klakson bersahut-sahutan. Suasana bising dan hingar - bingar pedagang dan pembeli, sesekali ditingkahi jeritan kondektur metro mini mengajak penumpang naik ke kendaraan nya, :
“Ayo, melayu, melayu, melayuuuu, !’ jeritan nya dengan suara lantang, mengajak penumpang untuk naik ke tujuan terminal kampung melayu,: metro mini, P.502, Tanah Abang- Kampung Melayu.
Aku sedang menyetir mobil di dekat bangunan induk Pasar Tanah Abang, mengarah ke Thamrin City, yang jarak nya tak sampai satu kilometer, dari posisi Ku sekarang.
Tapi sudah setengah jam belum sampai, terhalang macet kendaraan, di tambah pedagang yang menggelar dagangan sampai ke tengah jalan. Menghambat lalu lintas, menyempitkan jalan utama yang hanya selebar sekitar enam meter, belum lagi gerobak dan mobil box yang bongkar muat, di tambah pick up pengantar barang, berseliweran. Semrawut !
Tiba –tiba telefon genggam ku berdering dan bergetar di saku kemeja. Ku lihat nomor asing tidak di kenal.
Alhamdulillah, mudah-mudahan pembeli cari barang, gumam Ku,:
”“Halo, dari siapa dimana?”, tanya Ku. Dengan kalimat pembuka yang khas dan cukup dikenal kolega ku itu.
Di seberang sana terdengar suara seorang wanita,:
“Haloo, Salam alaikom, ape kabar? Maseh ingat ga same kite nih?,” si wanita menyapa dengan logat Pontianak yang kental.
Aku coba mengenali suara nya, tapi tetap asing bagi ku. Siapa?