Lihat ke Halaman Asli

Selamatkan Hutan Kita Demi Masa Depan Bumi dan Manusia

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Akibat Terjadinya kerusakan dan degradasi hutan tropis sebesar rata-rata 13 juta hektar pertahun selama ini telah menyumbangkan sekitar 17% emisi gas rumah kaca di dunia disamping polusi yang diakibatkan oleh kendaraan. Kondisi ini akan menjadi ancaman serius bagi ekosistem bumi kita , begitu pula dampaknya bagi sumber mata pencaharian masyarakat lokal, daerah-daerah aliran sungai atau tangkapan air serta keanekaragaman hayati lainnya. Pengurangan jumlah emisi karbon dari sektor kehutanan menjadi penting karena tidak saja mendukung upaya dunia untuk membatasi terjadinya peningkatan suhu bumi tidak lebih dari 2 derajat Celcius, tapi juga untuk memberikan manfaat lain bagi kepentingan masyarakat dan keanekaragaman hayati.



Hutan tropis di Indonesia dengan adanya sumbangan hutan hujan ( Rain Forest ) Kalimantan dan papua menduduki urutan ketiga terluas di dunia,hal ini tentunya sangat membanggakan , namun yang sangat memprihatinkan laju kehilangan hutan kita relatif sangat cepat. Berkaca dari hal tersebut Indonesia memiliki posisi sangat penting dalam mensukseskan program Pengurangan Emisi dari Deforestasi dengan menekan Investasi di sektor kehutanan dan yang berkaitan langsung dengan Sumber daya Alam emisi akan dapat di kurangi ,mengingat Investasi dibidang ini merupakan sumber emisi karbon dioksida paling besar di Indonesia.Luas seluruh hutan di Indonesia adalah kurang lebih 133.300.543,98 ha. Luasan Ini mencakup kawasan Suaka Alam, hutan lindung, dan hutan produksi.
Pulau yang dengan luas hutan terbesar di Indonesia adalah Kalimantan yaitu 406,195,510.00 dengan rincian Kalimantan Barat 9.101.760,00 ha ,Kalimantan Tengah 15.300.000,00 ha;Kalimantan Timur 14.651.053,00 ha;Kalimantan Selatan 1.566.697,00ha;di susul Papua dengan 40,5 juta ha. Luasan ini terus berkurang jutaan hektar tiap tahunnya, untuk keperluan Investasi.

Untuk mencapai tujuan pengurangan emisi karbon dioksida, baik ditingkat nasional, provinsi, dan kabupaten.di Indonesia ini ,diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh Stackeholder yang ada, yaitu Masyarakat , pengusaha terlebih pemerintah sebagai pemegang otoritas, mengingat kepentingan bersama, yaitu kepentingan manusia dan seluruh rangkaian jaringan ekosistem bumi. Realita yang terjadi saat ini adalah diakibatkan salahnya system tata kelola dan kebijakan para pemegang otoritas , kenapa demikian ? hal tersebut terjadi dikarenakan para pemegang otoritas hanya pandai berlomba meraih investasi dibidang SDA khususnya dibidang Pertambangan Batu bara Dan Perkebunan Kelapa Sawit dengan dalih untuk percepatan pembangunan, namun kebijakan tersebut tidak dibarengi dengan penelitian yang baik,begitu pula system pengawasannya terindikasi tidak berjalan . Hal ini berdampak fatal terhadap kelestarian ekosistem yang ada.


Begitu pula para pemodal yang melakukan investasi , mereka hanya pandai melakukan Eksplotasi dan eksplorasi SDA, mengejar Profit sebesar-besarnya, sementara penerapan standar baku mutu lingkungan tidak berjalan,keberanian para pengusaha tersebut didukung oleh ketidak tegasan aturan dan rendahnya kesadaran para pengawas dilapangan, bahkan banyak kasus ditemui justru para petugas bermain mata dengan pihak pengusaha.

Akhirnya sekali lagi Grapesda Kalimantan mengajak kita semua untuk meningkatkan kepedulian kita semua ,mengingat kerusakan akibat Deforestasi dan Degradasi, Hutan dan Seluruh ekosistem bumi dapat kita kurangi ,demi masa depan umat manusia dan bumi ini. Karena perlu disadari bahwa kita generasi saat ini bukanlah generasi terakhir dari Pradaban manusia .                                        ( Arie Yannur Ketua Umum GRAPESDA KALIMANTAN )




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline