Hampir satu minggu Asian Games 2018 berjalan. Dari Opening Ceremony yang menakjubkan mata dunia sampai peluh keringat para atlet yang berjibaku mempertaruhkan nama baik bangsa sudah kita saksikan.
Opening Ceremony dengan konsep kekinian dan kekhasan Indonesia yang luar biasa benar-benar mengundang decak kagum mata penonton yang menyaksikan. Terharu dan makin bangga menjadi Bangsa Indonesia mengiringi perasaan kita semua saat menyaksikan opening ceremony Asian Games 2018.
Pelaksanaan pertandingan dan perlombaan yang diikuti oleh para atlet juga berlangsung seru dan dramatis. Teriakan memacu semangat, tetesan keringat dan air mata para atlet dalam meraih kemenangan untuk menunjukan kejayaan dan nama baik bangsa semakin menyemarakan pelaksanaan Asian Games 2018 ini.
Semalam kita semua juga sudah disuguhkan tontonan apik dan dramatis team bulutangkis putra kita melawan team bulutangkis putra Cina dalam memperebutkan medali emas. Di atas kertas dan secara peringkat team bulutangkis kita di bawah team Cina. Tapi yang terjadi di atas lapangan benar-benar tontonan olah raga yang sangat apik dan menguras emosi. Semangat para pemain kita dalam meladeni keandalan team Cina patut diapresiasi dan diacungi jempol.
Dalam pertandingan bulutangkis semalam, kita semua juga melihat bagaimana seorang Antony Sinisuka Ginting berjibaku habis-habisan untuk meraih kemenangan. Dengan kondisi cedera kaki dan jatuh bangun di lapangan pertandingan, Ginting tetap bersemangat meraih poin demi poin. Sampai akhir pertandingan tandu yang membawa ke luar Ginting . Satu kata "merinding" melihat semangat pantang mundurnya Ginting.
Semangat Ginting benar-benar menginspirasi kita semua untuk bisa berbuat yang terbaik dan pantang menyerah demi kejayaan Bangsa Indonesia. Semangat Ginting menunjukan kerja keras dan siap melakukan apa pun bahkan siap mati di lapangan demi mendapatkan kemenangan. Semangat Ginting bahkan mampu melupakan kekalahan yang diterimanya.
Walau pun semangat Ginting dan kemegahan opening ceremony telah menunjukan kebesaran Indonesia dan semakin membuat bangga kita semua sebagai Bangsa Indonesia, tetap saja ada jari-jari tangan dan mulut nyinyir dari para nyinyiers (pelaku nyinyir) dalam menanggapinya. Semangat nyinyiers benar-benar muncul setiap saat berusaha menutupi dan menjelekan semangat dan hasil positif yang sudah ditunjukan.
Opening ceremony yang begitu bagus tetap dinyinyirin, gara-gara pemakaian stuntman dan lipsync. Padahal pemakaian stuntman dan lipsync dalam dunia entertainment sudah jamak dilakukan. Pemakaian stuntman dan lipsync dilakukan untuk menambah kemeriahan dan kesuksesan suatu event.
Bahkan dalam opening ceremony Olimpiade London 2012 pun stuntman dilakukan untuk menggantikan Ratu Elizabeth II dan tidak ada yang nyinyir. Tetapi mengapa di negeri ini hal itu menjadi hal yang besar , dinyinyirin dan dipolitisir ? Bukankah kita semua sudah paham betul dengan peribahasa " Tak ada gading yang tak retak"? Tak ada sesuatu yang sempurna. Ketika setitik ketidaksempurnaan terjadi apakah hal tersebut serta merta menutup sejuta kesempurnaan yang ada ? Bahkan ketika Kepala Negara menunjukan rasa empatinya yang begitu besar dengan menjenguk Ginting pun tetap ada yang nyinyir.
Sampai kapan nyinyir ini akan terjadi ? Harusnya di tengah event besar seperti ini kita semua harus bersatu dan bersama-sama mendukung agar pelaksanaan Asian Games 2018 ini berjalan baik dan sempurna. Kita harus dukung atlet-atlet kita yang terus berjuang membuat prestasi terbaik demi keharuman nama Indonesia.
Kita harus dukung juga penyelenggaraan event ini agar berjalan mulus dan berlangsung baik. Dan kita sebagai tuan rumah juga harus membuat negara-negara peserta Asian Games 2018 ini nyaman di sini. Karena keberhasilan Asian games 2018 ini adalah keberhasilan kita semua, keberhasilan Bangsa Indonesia.