Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Ariby

Mahasiswa Universitas Negeri Malang Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fonetik dalam Fonologi

Diperbarui: 31 Januari 2023   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Fonetik dan fonologi sangat berhubungan karena sama-sama berkaitan dengan satuan terkecil dari bahasa, yakni bunyi. Dalam kajian linguistik, terdapat dua ilmu yang dikenal akan kajian bunyi-bunyi bahasa. Ilmu tersebut adalah fonetik dan fonologi (Reynaldo). Fonologi adalah ilmu yang mempelajari fungi dan kondisi bunyi bahasa khusus di dalam tata bunyi bahasa yang memiliki keterkaitan berdasarkan data-informasi-informasi yang diperoleh dari ilmu fonetik. Sedangkan fonetik sebagai cabang dari fonologi sendiri adalah ilmu yang mempelajari bunyi bahasa secara fisik

Sedangkan menurut (Marsono, 2019) fonetik adalah ilmu yang menyelidiki bunyi bahasa dengan tanpa melihat fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna dalam sebuah bahasa. Fonetik meninjau bunyi bahasa dari sudut tuturan. Sebagai contoh terdapat perbedaan bunyi vokal depan madya atas [e] dengan vokal depan madya bawah [] dalam bahasa Indonesia.

Fonetik dibagi menjadi tiga bagian , yaitu fonetik artikulatoris, fonetik akustis, dan fonetik auditoris (Nur Fadly Hermawa, 2021)

  • Fonetik artikulatoris

Merupakan cabang fonetik yang mempelajari mengenai alat ucap beserta gerakannya untuk diamati atau dirasakan tanpa peralatan atau pengetahuan tertentu. Kajian ini menyangkut area, tata cara, dan alat artikulasi yang menimbulkan suatu bunyi bahasa.

Terdapat pembagian dari alat artikulasi yakni artikulator aktif dan artikulator pasif.

Artikulator aktif adalah organ yang menghubungkan suara yang bergerak seperti oragan bibir, langit-langit, mulut lembut, lidah, dan gigi bawah. Sedangkan artikulator pasif adalah organ saluran suara yang tidak bisa digerakkan, seperti langit-langit mulut keras dan gigi atas. Bagian ini bergantung pada seperti apa penghasilan bunyi dengan alat penuturan manusia dengan cara mengklasifikasi dan memaknai.

  • Fonetik akustik

Merupakan cabang fonetik yang mempelajari bunyi bahasa sebagai gelombang bunyi. Terdapat tiga komponen pembahasaan di dalam fonetik akustik ini, yakni frekuensi, amplitude, dan resonansi. Ketiga komponen tersebut berfungsi mendukung sebuah makna tertentu. Sebagai contoh kata (kamu) dalam bahasa Indonesia mempunyai makna yang berbeda atau lain makna ketika dituturkan dengan frekuensi atau intensitas bunyi yang berbeda.

  • Kamu!
  • Kaaamuuu?

Dalam contoh (a) memiliki durasi tuturan yang singkat, maka dari itu dapat diartikan bahwa menunjukkan arti atau makna seruan emosi. Sedangkan kata (b) memiliki durasi penuturan yang panjang seolah-olah seseorang mengartikan seperti tidak percaya. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa dari kedua contoh diatas mempunyai perbedaan makna apada pola intonasinya.

  • Fonetik audiotoris

Merupakan cabang fonetik yang menyelidiki bunyi bahasa sebagai suatu yang diterima oleh pendengaran. Dengan kata lain, mempelajari bagaimana respon pendengar saat menerima bunyi bagi pendengar ketika mendengar bunyi bahasa.

Ketidaklancaran berujar dalam kajian fonetik merujuk kepada ketidakmampuan seseorang dalam berkomunikasi menggunakan bahasa lisan secara tepat dan lancar. Bagi mereka yang dalam kesulitan atau ketidaklancaran dalam berujar, ia akan merasa tidak mampu memberi respon sebuah pembicaraan secara langsung. Lantas ia hanya bisa menjawab dengan kata-kata yang seadanya dengan keadaan suara yang berbeda seperti bukan orang normal pada umumnya (segi nada dan kenyaringan).

Terdapat faktor dari alat ucap maupun dari luar yang menjadi penyebab dari ketidaklancaran dalam berujar. Diantaranya yaitu kegagapan, afasia, kelumpuhan syaraf otak, disleksia, disatria, dan semacamnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline