Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Awan

Diperbarui: 8 Januari 2025   19:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pixabay.com/zsoravecz

Senja ini aku menatap awan di langit yang terang
Penuh dengan putihnya yang benderang
Seolah menyelimuti kenyataan dibaliknya
Mungkin sebenarnya akan hujan deras menimlpa

Juga sebuah rasa
Seberat apapun usaha menyembunyikan di hati
Namun tetap saja ada
Tak bisa lekang oleh waktu meski telah melewari satu tahun ini

Tahun baru
Dua ribu dua puluh lima
Usia tidak berkurang meski satu
Namun justru sebaliknya makin banyak saja setiap harinya

Aku tersenyum sambil memandang angkasa raya
Penuh awan penuh cinta penuh rasa
Terkesima oleh nyata yang tak ada
Menghilang tak bisa karena bayang-banyang terus memberi rindu semata

Bahkan bila awan di langit telah berubah menjadi warna
Saat malam tiba dan angkasa tanpa cahaya sang surya
Sebenarnya ada rasa yang ingin ikut terbenam dan karam
Namun tak bisa hilang bahkan semakin dalam

Ah cinta
Di tahun baru bisakah mengalihkan rasa
Jika Tuhan terus ijinkan saja
Maka sebenarnya di dalam hati terus saja bertahta rasa yang sama

Aku tak tahu harus bagaimana berusaha melenyapkan segala gejolak karena pesona yang menjerat
Jika memang harus begini keadaannya meski di tahun yang tak sama namun rasa itu masih juga sama pada insan yang tak jua berubah nama

Awan kau mungkin menjadi penanda rasa yang tak jua berhenti
Seperti lajumu yang perlahan tertiup angin menjauh seolah lari dari kenyataan yang menimpa
Namun pada akhirnya hanya bisa berucap jua
Aku masih tetap mencintai insan yang sama dan belum jua berubah nama

Meski rahum berganti kurasa aku belum bisa move on darinya

...

Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
8 Januari 2025

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline