Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Menggenggam Sepatah Kata

Diperbarui: 21 Juli 2024   15:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Iluatrasi by pixabay.com

Riuh angin kencang menyapu wajah
Memberi ruang gerak lebih cepat pada gemerisik dedaunan
Hingga pepohonan kecil berayun dengan ringannya
Kembali lagi tegak berdiri saat semua sapuan angin kencang terhenti

Tidak dengan hatiku
Seberapapun kau berusaha meninggalkanku
Mendorongku sejauh mungkin dengan sikapmu
Memang benar tak kupahami tapi aku mengerti satu hal
Aku sungguh tak bisa melalukanmu dari ingatan

Mencengkeram kencang dalam memori
Kenangan-kenangan yang pernah tercipta sunggu tak bisa terlupa
Semudah itu bagimu lalu karena tiada rasa
Namun tak bisa bagiku di sisi lainnya

Aku hanya diam menatapmu dalam segala ingatan
Mataku terpejam kala semua kenangan tentangmu berjalan jelas di hadapan
Dengan sepatah kata yang tak pernah kuucap
Namun mungkin engkau tahu dan menyadarinya

Kau hanya tak ingin melihatku terluka lebih dalam oleh rasaku sendiri
Itu yang selalu kuyakini hingga kini

Iya dan ada selalu sepatah kata yang mungkin tak bisa kuucap padamu selamanya
Bahkan jika Tuhan memberikan ruang pertemuan tak terduga lagi

Dan sepatah kata itu adalah cinta
Sungguh aku cinta

.....
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
21 Juli 2024

17-2.894

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline