Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Melupakan, Apa Sesulit Itu?

Diperbarui: 31 Mei 2024   20:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pixabay.com

Part 3: Lanjutan cerpen Apa rindu sesakit Itu?

"Sita, besok ada permainan basket di GOR dekat rumahku. Besok ke sana yuk, kita menonton pertandingannya," ajak Anggi setelah kelelahan bermain bulu tangkis melawan sahabatnya yang sedang galau tralala itu.

"Kamu serius Nggi? Lalu proyek lukisan kupu-kupumu bagaimana? Kalau kita pergi lagi, bisa ga selesai lukisanmu itu, " Sita bisa merasakan kalau temannya sedang berusaha membantunya mengisi hari dengan hal-hal menarik agar ia lupa pada rasa sakit karena cinta yang mungkin sepihak.

"Ah itu, gampang. Lagi ga mood aja melukis. Pengen jalan-jalan sama sohibku," ajak Anggi serius.

"Haha, baiklah. Besok kujemput ke rumahmu pagi-pagi ya. Ingat sarapan agar kuat teriak-teriak jadi suporter. Bagaimana?" Sita menyanggupinya.

....

Keesokkan harinya, seperti biasa, Anggi menyirami tanaman bunga seruninya di depan rumah. Menunggu Sita datang menjemputnya untuk menonton basket bersama.

Menurut Anggi mungkin kegalauan Sita bisa tersalurkan dengan berteriak-teriak sebagai suporter pertandingan basket. Mungkin akan sedikit menghalau rindu yang menurut Sita menyakitkan itu.

Anggi dan Sita sudah di lapangan basket dan mulai melihat pertandingan dengan gegap gempita suasana. Banyak yang ikut menonton dan ah ada dia pemain biola itu ternyata dia main basket juga, gumam Anggi.

Wah bisa-bisa aku yang jadi galau nih, pikir Anggi sambil tertawa dalam hati.

Sita nampak bersemangat dan melihat pertunjukkan dengan antusias. Mereka berdua banyak tertawa dan teriak memberi semangat sebagai suporter salah satu tim basket.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline