Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Seandainya

Diperbarui: 15 April 2024   07:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Pixabay.com

Kadang ada sakit yang tak terbendung saat mengingat segala rasa yang pernah ada padamu. Entahkah bercampur dengan marah, kecewa, lara, dan atau bahkan air mata. Aku hanya bisa menghela nafas dan berdoa, berbisik dalam batin, "Tuhan tolong".

Kadang ada kepastian dalam hati kalau aku sudah berhasil melupakannya, menyepikannya di sudut hati yang pilu. Namun ternyata tidak begitu. Aku masih terus saja mengingatnya dan menyimpan rasa terdalamku lekat di hati yang mendamba. Aku terpesona.

Lagi dalam doa yang tak putus-putusnya. Tuhan tolong. Tolong aku yang masih saja mengingatnya. Masih saja mendambanya. Masih saja terus merindukannya. Masih saja terus mencintainya. Aku tak bisa juga berhenti memiliki rasa pada dia yang sama.

Sampai kapan rasa ini berakhir jika aku sendiri terus memupuknya dengan hayal dan angan. Iya dengan sebuah kata, seandainya.

.....
Wriiten by Ari Budiyanti
#puisihatiaribuiyanti
14-04-2024

7-2.774

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline