Ini bukan tentang waktu yang berdetak dalam iringan detik, menit, hingga jam. Ini bukan tentang hari Senin sampai Minggu dalam sepekan. Ini pun bukan tentang Januari hingga Desember di akhir tahun. Bukan pula tentang sepanjang masa usia menemani.
Bukan.
Waktu adalah tentang sebuah moment terjadinya sesuatu. Iya suatu peristiwa yang pernah membuatku belajar. Sedikit atau banyak itu tergantung takaran yang kau pilih. Aku menyesalinya mungkin juga mengapa harus terjadi.
Hingga kini ketika semua telah berlalu, ada secercah harap yang berganti menjadi rasa tak nyaman. Kebersamaan yang ala kadarnya menjadi tak berbentuk lagi. Bahkan mungkin telah menjadi teman dari musim dingin. Iya memberi banyak beku di sisi hati.
Namun sebenarnya kedamaian batin itu yang terutama harus dikejar. Semua sunguh harus belajar. Bahkan melalui waktu itu yang kuharap tiada saja. Andai bisa ku menghapusnya.
Iya tak bisa. Waktu itu aku sudah terlanjur terpesona. Waktu itu aku sudah terpana oleh keindahan semata. Sehingga aku lupa bawa ada sisi hati yang lain terluka dalam diam. Sungguh aku tak menyadarinya.
Semoga dalam keberanian yang tersisa, aku berhenti berbuat seperti waktu itu. Aku hanya ingin mengejar damainya hati dalam limpahan ketenangan surgawi tanpa merusak kenyamanan milikmu atau yang lain.
Iya seandainya waktu itu tiada, aku pun sama, tiada memahami makna.
......
Written by Ari Budiyanti