Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Meramu Rindu

Diperbarui: 6 Desember 2023   06:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi by FB page Inspired Angels

Dalam hening senja yang telah berganti malam. Tiba-tiba kudengar suara:

"Kau rindu padanya?" 

"Tidak. Untuk apa?" 

Kau menatapku lekat penuh tanya. Apa benar? Aku melihat ragu dalam sorot matamu. Memangnya aku harus rindu? Bukankah semua itu perjalanan kehidupan? Ada banyak kejutan tak terbayangkan. 

Lalu aku berkata-kata pada batin. Dalam gelegar rasa yang tertunda asa. Mengapa masih saja menulis puisi tentang dia kalau tak rindu. Mengapa masih menulis puisi cinta bila tak ada rasa. 

Aku berusaha memeluk angin yang menerpa wajahku. Dan tak berhasil. Semilirnya terus namun tak bisa kupegang terlebih memeluknya dengan kedua tangan. Yang ada, aku hanya memeluk diriku sendiri.

Rasa padamu mungkin bagaikan angin yang kupeluk. Itu tak bisa dan tak mungkin. Sekuat apapun aku berusaha meramu rindu padamu sesungguhnya semua itu semu dan tak perlu. Mengapa?

Karena kau dan aku tak mungkin bersatu. Jadi jangan tanyakan tentang rindu padaku. Itu sungguh tak perlu dan hanya memberi pilu.

...

Written by Ari Budiyanti

#PuisiHatiAriBudiyanti

5 Desember 2023

4-2.692




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline