Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Langkah yang Tertahan di Bawah Tabebuya

Diperbarui: 14 November 2023   16:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi puisi by Kompasianer Dewi Leyly

Aku sedang berjalan mengitari memori. Merenungkan masa kini. Berkutat dengan masa lalu. Kemudian langkahku tertahan di bawah semaraknya bunga tabebuya. 

Aku melihatnya tanpa sengaja. Saat kedua netra memandang bunga-bunga berguguran. Berserakan di tanah namun tetap indah. Aku segera menengadah. 

Bunga tabebuya mekar di angkasa. Semarak, gemerlap di musim panas yang terik. Membuat hati makin tertarik. Melihat begitu banyak hal unik. Menyertai perjalanan diri yang sedang menukik. 

Tak mau terjatuh, terhempas kecewa. Tak mau habis resah yang tak kentara. Itu hanya masa lalu yang berduka. Ingin kini meraih kebahagiaan semata. Tanpa sekedar melepas memori namun bergayut dalam arti. 

Semua terjalin satu persatu dengan menawan hingga langkah kaki tertahan.tak ada yang bisa menghempas kenangan. Sekuat apapun bayangan. Tetap saja melaju dan berjalan.

Di bawah tabebuya aku menemukan makna. Tak serupa dengan dunia yang berubah asa. Sejenak mungkin kaki bisa tertahan di bawah tabebuya. Namun ada ingin terus melanjutkan hidup dengan sepenuh jiwa.

.....

Written by Ari Budiyanti

#PuisiHatiAriBudiyanti

13 November 2023

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline