Tatkala rindu bertalu-talu. Mendesak sesak menyesak dada. Berteriak pada awan yang berarak. Kutitipkan kata-kata rindu terdalamku untuk dia yabg kudamba dalam diam paripurna.
Atau saat netra menatap jauh. Tak butuh sauh untuk berlabuh. Jiwa ini semakin rapuh. Karena cinta yang tak pernah diterima dengan hati yang utuh.
Iya selalu saja begitu. Dari masa ke masa tanpa ada bertemu cinta yang kudamba. Mengapa begitu, ah seandainya aku tahu.
Bentangan sungai nan luas itu. Ada di hadapan tak terlompati jarak yang sudah terlanjur memisahkan. Meski ada kelimpahan air sejuk pelepas dahaga. Namun tetap saja tak pernah memuaskan dahaga hati yang menanti dalam dekapan rindu.
Dan masih sama hingga kini. Rindu itu terus bertalu-talu menggema memenuhi kalbu. Tak pernah jua bersatu.
...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
30 Oktober 2023
23-2.651